Lalu, sisa bahan lainnya ia manfaatkan untuk membuat desain "cover pouch" yang sudah lama tidak dipakai. Sisa bahan tersebut ditempelkan dengan seni decoupage.
Bahan ini dilem dan ditempel, setelah itu divarnish dan dikeringkan menggunakan hairdryer.
"Penempelan hiasan juga pakai lem. Lalu kita tabur saja manik-maniknya. Ini tanpa pakai jahit lagi," ujarnya.
BACA JUGA: Komunitas Ini Gaungkan Kebaya Jadi Warisan Benda Budaya Indonesia
Selain itu, ia juga membuat sepatu slop yang sudah lama tidak dipakai.
"Warnanya putih, itu saya tempelkan saja dengan sisa bahan yang ada," tambahnya.
BACA JUGA: Dian Sastro Ikut Semarakkan Gerakan Kebaya Goes to UNESCO
Kemudian, slayer yang terdapat pada pundak kebaya terbuat dari bekas kerudung. Brosnya juga dari bahan furing ditambah mute. Selama tiga hari, Eva membuat kebaya ini.
"Bagian yang paling sulit baginya adalah pembuatan pouch. Apalagi, bahannya licin karena terbuat dari imitasi," katanya.
BACA JUGA: Cantiknya Menlu Retno Berkebaya dan Sneakers di CFD, Bisa Ditiru
Untuk pengeluaran, ia mengaku tak lebih dari Rp 50.000 untuk membeli bahan hiasan seperti beragam payet. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News