Catatan Hasan Aspahani: Melamar Inayah, Siapa Membunuh Putri (27)

Catatan Hasan Aspahani: Melamar Inayah, Siapa Membunuh Putri (27) - GenPI.co
Hasan Aspahani. Foto: Twitter/@jurubaca

”Itu yang membuat saya tak betah sampai akhirnya saya memilih kembali ke Pekanbaru. Menjadi dosen. Jadi PNS. Dan menikah. Saya agak menikah, lambat juga punya anak. Inayah lahir tiga tahun setelah kami menikah, hampir empat tahun,” katanya.

Kami berbincang tentang banyak hal, kami bisa berbagi banyak cerita tentang dunia kewartawanan. Zain Azhar adalah wartawan yang disegani pada masanya. Ia seorang pencerita yang baik. 

Ia kenal petinggi-petinggi koran kami, teman-teman lamanya. Di Borgam, dia menyebut beberapa nama tokoh, pejabat, polisi, wartawan lama, dan pengusaha yang ia kenal. Ia menyebut juga nama Pak Rinto. Rinto Sirait. Si supir presiden.  Inayah dan ibunya sesekali menimpali.  

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Bluebeach Nenia, Siapa membunuh Putri (26)

”Nak Abdur orang tuanya di mana sekarang?” tanya ayah Inayah.  

Inilah bagian yang kucemaskan. Kepada orang lain saya bisa mengarang atau menghindar. Tapi ini yang bertanya adalah Zain Azhar, ayah Inayah.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Tawaran Seratus Juta, Siapa Membunuh Putri (25)

”Mas Abdur yatim piatu sejak tujuh tahun, Yah,” kata Inayah, membantu saya memulai cerita.

”Iya, Pak. Ayah meninggal ketika saya tujuh tahun. Ibu bahkan tak pernah saya kenal, kecuali lewat foto saat ayah dan ibu bersanding,” kataku.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Tersangka, Tapi Siapa Membunuh Putri (24)

Saya berusaha menceritakannya dengan biasa saja. Saya paling tak suka dikasihani orang. Saya malas menceritakan kisah masa kecil saya kalau hanya membuat orang mengasihani saya.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya