Ramai Kasus KDRT, Pakar Sosiologi Sebut Butuh Komitmen Bersama

Ramai Kasus KDRT, Pakar Sosiologi Sebut Butuh Komitmen Bersama - GenPI.co
ilustrasi pasangan yang melakukan KDRT. foto: dok. GenPI.co

GenPI.co - Pakar sosiologi Tri Wuryaningsih mengatakan butuh komitmen bersama untuk mencegah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Memang salah satu penyebab KDRT itu persoalan ekonomi. Artinya, sejak pandemi covid-19 dua tahun terakhir itu kondisi ekonomi memang belum stabil, banyak yang di-PHK, sulit mendapatkan pekerjaan," katanya di Kabupaten Banyumas, Selasa (11/10/2022).

Menurut dia, hal itu menjadi salah satu faktor yang kemudian menimbulkan konflik dalam keluarga.

BACA JUGA:  KDRT Bikin Anak Trauma dan Ketakutan Melihat Orang Tua

Pasalnya, orang yang tidak bekerja namun dihadapkan dengan tuntutan kebutuhan keluarga akan stres dan akhirnya menimbulkan pertengkaran.

"KDRT sebetulnya bukan hanya kekerasan fisik, juga psikis seperti saling menghina, kekerasan seksual, dan penelantaran ekonomi," jelasnya.

BACA JUGA:  Prank KDRT Baim Wong dan Paula Verhoeven Harus Diproses Hukum

Dia menyebut Banyumas merupakan salah satu kabupaten penyumbang tertinggi di Jawa Tengah untuk kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang di dalamnya adalah KDRT.

"Saya kira kalau menurut angka saja seperti itu, apalagi yang tidak terlaporkan. Saya selalu mengatakan KDRT itu fenomena gunung es," ujarnya.

BACA JUGA:  3 Pernyataan Pengacara Rizky Billar, Tepis Isu KDRT Lesti Kejora

Dia mengatakan dalam siklus KDRT biasanya setelah melakukan kekerasan akan meminta maaf, hubungan kembali baik, kemudian muncul kekerasan lagi, dan terus berputar seperti itu. (antara)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya