Sakralnya Ritual Kololi Kie di Ternate

Sakralnya Ritual Kololi Kie di Ternate - GenPI.co
Ritual Kokoli Kie dilakukan dengan cara mengelilingi Pulau Ternate menggunakan perahu hias.

Guys, kamu tahu kan wisata di Indonesia nggak cuma jalan - jalan lihat pemandangan alam atau menyantap kuliner khas suatu daerah? Ya, ribuan adat istiadat Indonesia di berbagai daerah juga menjadi satu daya tarik wisata yang patut dikunjungi.

Di Ternate, Maluku Utara, ada festival rutin tahunan yang sudah diselenggarakan turun temurun sejak jaman Kesultanan Ternate pada abad-17, yaitu ritual Kololi Kie Mote Ngolo.

Kololi kie Mote Ngolo adalah tradisi keliling pulau melalui jalur laut untuk mendoakan leluhur, dan sebagai penanda bersatunya Sultan dengan rakyatnya. Ritual ini bertujuan untuk memohon keselamatan negeri dan seluruh penghuninya, agar terhindar dari marabahaya.

Pelaksanaan Kololi Kie Mote Ngolo dahulu dilakukan pada momen adat tertentu atau atas perintah Sultan. Namun, belakangan ritual Kololi Kie rutin diselenggarakan untuk memperingati hari jadi kota Ternate. Tradisi sejak ratusan tahun ini mulai dihidupkan kembali dan dijadikan agenda tahunan oleh (Alm) Sultan Mudaffar Sjah II, sebagai bagian dari rangkaian acara festival Legu Gam, yaitu pesta rakyat memperingati hari ulang tahun (Alm) Sultan Mudaffar Sjah II, yang dilakukan setiap tahun di bulan April.

Ritual ini cukup sakral lho, guys. Ritual melibatkan Sultan Ternate dan para perangkat adat kesultanan yang disebut dengan bobato. Para bobato dibagi dua menjadi bobato dunia dan bobato akhirat.

Ritual dimulai dari Dermaga Dodoku Ali dan finish di tempat yang sama. Rombongan Sultan dan para bobato akan mengelilingi laut Pulau Ternate menggunakan perahu yang telah dihias sesuai adat Ternate. Di beberapa titik tertentu, rombongan akan berhenti dan memanjatkan doa kyusu` kepada Sang Khalik.

Rombongan dan Sultan juga merapat di pantai Akerica untuk melaksanakan ritual mengenang saat dahulu kala leluhur sang Sultan tiba pertama kali di Ternate, yaitu di pantai Akerica. Setelah ritual di Akerica, rombongan kembali menuju Dodoku Kapita Lau Ali untuk kembali ke Kedaton Kesultanan.

Banyak pesan dan pelajaran yang bisa kita ambil lho guys, dari ritual adat ini. Misalnya soal kepedulian seorang pemimpin seperti Sultan Ternate yang secara khusus selalu mendoakan rakyatnya agar selalu dilindungi Tuhan. Kedua, sebagai pengingat kita agar selalu menjaga titipan alam yang sudah diberikan kepada manusia di dunia, agar jangan sampai dirusak dan nggak dilestarikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya