Catatan Dahlan Iskan soal NU: Abad Banser

Catatan Dahlan Iskan soal NU: Abad Banser - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Saya tawakal di tengah jalan tol. Apa boleh buat. Harapan bisa satu panggung lagi bersama Habib Syech, kemarin pagi, kandas.

Saya pun hanya bisa mengikuti puncak acara Hari Lahir ke satu abad Nahdlatul Ulama dari layar handphone di dalam mobil.

Dalam keadaan normal jarak rumah saya ke stadion Sidoarjo itu 20 menit. Lewat tol. Kalau saya berangkat 04.15 (habis Subuh) mestinya sempat ikut salawatan bersama Habib Syech pukul 05.00.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Adani Group: Bakar 1.500 T

Begitu masuk pintu tol Waru, kendaraan sudah padat. Lalu berhenti total sekitar 3 km dari rest area Sidoarjo. Di depan saya terlihat mobil pakai sirine.

Tidak ada gunanya. Di belakang saya juga ada mobil bersirine. Tidak berkutik. Penumpang di mobil depan saya turun: seorang jenderal bintang satu. Ia putuskan untuk meninggalkan mobil: jalan kaki.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tiongkok dan Amerika Serikat: Balon Putih

Saya pun ingin memutuskan hal yang sama: toh tinggal sekitar 6 km lagi. Dengan jalan cepat, bisa ditempuh dalam satu jam. Jam sudah 06.00 bisa tiba di stadion. Toh acara intinya jam 07.00.

Saya tidak mungkin meninggalkan mobil. Kalau saja yang  mengemudikan mobil Kang Sahidin saya bisa lakukan itu. Tapi yang memegang kemudi kemarin adalah Dirut Harian Disway, Tomy C. Gutomo.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal NU: Abad Fikih

Tidak mungkin saya tinggalkannya sendirian. Toh saya hanya undangan biasa, meski ada stempel VVIP. Saya bukan petugas keamanan atau petugas acara. Saya harus menerima keadaan apa adanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya