Catatan Dahlan Iskan soal NU: Salam Baru

Catatan Dahlan Iskan soal NU: Salam Baru - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Kalimat penutup salam ala NU itu memang sulit diucapkan. Pun oleh tokoh Banser seperti Erick Thohir yang menteri BUMN. Seperti yang terlihat saat ketua panitia itu menutup sambutannya di puncak acara satu abad NU Selasa lalu.

Dan itu disengaja. Oleh penemunya. Tujuannya: agar yang bukan NU-asli tidak mudah mengucapkannya. Begitulah menurut ensiklopedia NU.

Dulu, NU punya ciri khas tersendiri dalam menutup salam. Yakni memasukkan kalimat billahi taufiq wal hidayah. Itu diucapkan sebelum salam penutup wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

BACA JUGA:  Tulisan Dahlan Iskan soal Tiongkok dan Amerika Serikat: Balon Putih

Yang menciptakan kalimat tambahan penutup itu orang Kendal. Tokoh NU setempat. Kiai besar di sana. Imam masjid agung dekat alun-alun Kendal. Namanya: KH Ahmad Abdul Hamid. Beliau meninggal tahun 1998.

Kalimat tambahan itu lantas sangat populer. Sampai dipakai oleh siapa saja di luar lingkungan NU. Rasanya lebih terlihat Islam kalau salamnya didahului kalimat tambahan tersebut.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Adani Group: Bakar 1.500 T

Maka pihak-pihak yang ingin terlihat lebih Islam menggunakan kalimat tambahan itu. Secara politik Golkar sangat ingin terlihat dekat dengan Islam. Maka kalimat tambahan itu sangat populer di pidato-pidato tokoh Golkar saat itu. Apalagi banyak tokoh Islam berada di Golkar.

NU pun seperti merasa ''kecurian''. Apalagi NU saat itu lebih dekat ke PPP dengan lambang Kakbahnya. Kiai Ahmad Abdul Hamid pun merasa masygul: kalimat tambahan itu tidak lagi khas NU.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Fikih Berubah

Maka beliau menciptakan kalimat tambahan baru. Untuk menggantikan billahi taufik wal hidayah yang sudah milik Golkar atau Muhammadiyah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya