Catatan Dahlan Iskan: Pantai Melayu

Catatan Dahlan Iskan: Pantai Melayu - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kanan kiri jalan memang dikosongkan sejak dulu. Belum dijarah orang. Prof Habibie sudah menyiapkan lahan untuk perluasan jalan.

Akhirnya kami sampai di ujung Pulau Batam. Jembatan indah Balerang kelihatan masih seindah dulu. Marganas bercerita: di atas Danau Toba kini juga ada jembatan indah seperti itu. Ia bangga. Ia lahir di Pulau Samosir. Tidak perlu lagi naik perahu ke pulau di tengah Toba.

Dalam sekejap tiga jembatan lagi kami lewati. Jembatan biasa. Setelah jembatan keempat barulah kami menginjak Pulau Rempang. Pulau terbesar kedua di Batam.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Otobahn Rempang

Setelah Rempang masih ada satu jembatan lagi: ke Pulau Galang. Inilah pulau yang dulu dipakai penampungan pengungsi dari Vietnam. Yakni ketika pemerintah yang didukung Amerika Serikat kalah perang lawan Vietnam Utara yang komunis.

Kini pengungsinya sudah menyebar ke berbagai negara. Saya pernah makan Pho di Reno, Nevada utara. Pemilik restoran itu pernah tinggal di Pulau Galang. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Doktor Kuncir

Belakangan Pulau Galang dipakai untuk rumah sakit darurat Covid-19. Mudah-mudahan pemerintah sudah berhasil membayar honorarium seluruh tenaga medisnya.

Ke pulau Galang inilah, menurut rencana, penduduk Pulau Rempang dipindahkan. Pulau Rempang harus dikosongkan. Untuk pabrik kaca lengkap, dengan investasi sampai Rp 380 triliun. Investornya Anda sudah tahu: Xun Yi. Dari Guangzhou, Tiongkok.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Naik Sepeda

Sampai Rempang saya justru tidak tahu akan melihat apa. Tidak ada apa-apa. Belum ada apa-apa. Kecuali kampung lama di pinggir-pinggir pantainya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya