Ironisnya, penumpang yang berada di atap kereta menyoraki Djamhari, bahkan ada yang tertawa-tawa.
Merasa sia-sia, Djamhari pun kembali ke stasiun dengan sedih, ia membunyikan semboyan genta darurat kepada penjaga perlintasan Pondok Betung. Namun kereta tetap melaju.
Setelah diketahui, ternyata penjaga perlintasan Pondok Betung tidak hafal semboyan genta.
2. Warga dan Petugas Sempat Kewalahan Mengevakuasi Korban
Seorang warga setempat, Soeparno (58), menjadi saksi hidup Tragedi Bintaro 1987. Ia juga turut membantu mengevakuasi korban yang selamat dan tewas.
Saat itu, petugas dan warga sampai kewalahan mengevakuasi penumpang, karena terlalu banyaknya korban yang berjatuhan. Bahkan tak sedikit mayat yang terjepit di persambungan kereta.
BACA JUGA: Hati-hati! Nih Tandanya Kalau Kamu Ada di Dekat Makhluk Gaib
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News