GenPI.co 
Demi perputaran uang di daerah, event harus diciptakan. Sebab, gelaran-gelaran tersebut bisa menggerakkan roda perekonomian terutama di sekitar lokasi penyelenggaraan. Biayanya bisa didapat dari perusahaan atau badan usaha milik daerah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pemasaran Area III Assisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementrian Pariwisata Sapto Haryono, Sabtu (22/9). Hal itu dikatakannya pada bimbingan teknis Sosialisasi Pemasaran Pariwisata Blora Jawa Tengah.
“Dalam hal atraksi misalnya, daerah harus fokus pada Wisata Budaya dulu, atau budaya dan kuliner di tahun pertama. Seperti festival barongan, Festival Tari, atau festival kuliner. Tahun berikutnya bisa ke event -event lainnya,” ujarnya.
Sementara Djoko Udjianto dari Komisi X DPR RI, mengatakan Kabupaten Blora harus memiliki daya jual yang menarik untuk wisatawan. Di kecamatan Cepu salah satunya mempunyai potensi yang bisa dikatakan cukup besar dan perlu dapat perhatian. Banyak potensi wisata yang harus diperhatikan dan harus dikembangkan.
“Karena Devisa kita terbesar dari Migas, Blok Cepu sendiri hampir 20% menyuplai kebutuhan migas secara Nasional. Selain migas, saat ini sektor pariwisata juga sudah masuk tiga besar untuk pemasukan devisa negara kita,” Djoko menambahkan.
Wakil Bupati Blora Arief Rohman turut hadir dalam bimtek yang ditaja oleh Kementerian Pariwisata itu. Arief mengatakan, pemerintah daerah saat ini sedang melakukan pemagaran komplek bandara Nglora yang ada di Kecamatan Cepu.
“Insyallah Tahun depan sudah mulai proses perpanjangan Landasan, pembuatan terminal, serta penambahan hal-hal lainnya terkait reaktivasi bandara Ngloram,” ujarnya.
Ia juga memaparkan, bandara akan membuat akses ke Blora makin mudah. Selain itu wisatawan yang mau datang ke Blora bisa semakin banyak. “Kita siapkan strateginya agar wisatawan makin banyak untuk datang ke Blora,” Arief mengimbuh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
