Kuda Renggong, Tamu Spesial Al Mizan

Kuda Renggong, Tamu Spesial Al Mizan - GenPI.co
Atraksi Kuda Ronggeng di Al Mizan Sufi Music Festival 2018.

Selalu ada pengalaman baru yang diberikan Al Mizan Sufi Music Festival 2018, Sabtu (29/9). Venue-nya berada di Pondok Pesantren Al-Mizan, Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat. Rangkaian kekayaan nuansa religius disempurnakan budaya lokal, Kuda Renggong.

Staf Khusus Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, inspirasi besar diberikan oleh Al Mizan Sufi Music Festival.  “Al Mizan Sufi Music Festival ini luar biasa. Di tengah padatnya agenda, masih memberikan ruang bagi budaya lokal tampil. Benar-benar sangat mengesankan dan mengispirasi,” ungkap Esthy.

Al Mizan Sufi Music Festival sejatinya identik dengan beragam atraksi yang bernuansa religi. Konsepnya Istighosah, Tausiah, Muhasabah Kebangsaan, Dzikir Budaya dan Kebangsaan, hingga Wayang Sufi. Ada juga Kidung dan Tari Sufi, Ragam Seni Sufi Nusantara, hingga Karnaval Wisata dan Budaya Religi. Turut disajikan Festival Dongdang, Bedug Dulag, juga Konser Musik Sufi Tanah Liat.

Kuda Renggong, Tamu Spesial Al Mizan

Namun demikian, Al Mizan Sufi Music Festival tetap menghadirkan Kuda Renggong. Kuda ini dinaiki oleh dua anak kecil dengan diiringi musik khas. Pentas ini terbagi dalam dua sesi. Pertama, Kuda Ibing dengan goyangan khasnya yang mengikuti ritme musik. Kedua, Kuda Pencak Silat. Sembari berjingkrak, kuda menggerakan kaki-kaki depannya yang direspon gerakan silat pawangnya.

“Kuda Renggong ini merupakan kekayaan lokal yang luar biasa. Dalam setiap aksinya, atraksi budaya ini selalu menjadi daya tarik tersendiri. Dan, Kuda Renggong ini memang terkenal,” terang Esthy lagi.

Membuka catatannya, sejarah panjang dimiliki Kuda Renggong. Kata ‘Renggong’ berarti ‘rereongan gotong royong’. Menjadi mahir bergoyang, Kuda Renggong melewati tahapan latihan selama dua tahun. Proses adaptasi dan penguasaan gerakan dasar dilakukan 5 bulan. Selama itu, kuda hanya membiasakan diri dengan ketukan musik dan lingkungannya.

Setelah basic Kuda Renggong dikuasai, berikutnya diperkenalkan filosofi ‘saruas sabuku’. Artinya, kuda memiliki harmonisasi kelenturan kaki, gerakan tubuh, dan keseimbangan kepala. Keberhasilannya pun ditentukan kepiawaian sang pawang. Demi menunjang performa, asupan Kuda Renggong diberikan. Makanannya brupa rumput dan dedak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News