GenPI.co - Begitu banyak WA yang harus saya baca. Belum bisa sekarang –hari itu.
Saya lagi mendampingi anak muda yang sangat berpotensi untuk maju. Ini lebih penting.
Toh saya sudah tahu kira-kira apa isi WA –yang mendadak membanjiri HP saya itu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Dada Punggung
Itu juga penting. Menyangkut agama dan akidah. Tapi soal anak muda yang saya dampingi itu juga penting. Ia ingin membawa perusahaannya ke lantai bursa.
Saya pun ikut ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di SCBD Jakarta. Hanya sepelemparan gemoy dari rumah saya. Ikut tahapan awal proses go public perusahaan anak muda itu lebih penting.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Tiga Lima
Hari itu ia harus melakukan mini ekspose. Yakni satu tahap awal apakah perusahaan itu akan diizinkan untuk go public atau tidak. Ia harus diuji di acara mini ekspose itu.
Anak muda itu aktivis Islam di Solo. Sekeluarga. Sejak ayahnya. Lalu terjun ke bisnis. Maju. Kini ia mau naik kelas: melantai di bursa saham. Masih banyak tahapan yang harus ia lalui. Tidak mudah.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Bambu Hermawan
Pada mini ekspose itu ia seperti menghadapi ujian doktor: tujuh ahli dari BEI ''membedah'' prospektus yang ia ajukan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News