Jazz Bikin Mahakam Ulu Menggelora

Jazz Bikin Mahakam Ulu Menggelora - GenPI.co
Penampilan Trie Utami di Mahakam Ulu, Sabtu (27/10).

Wilayah perbatasan Mahakam Ulu, Kalimantan Timur heboh pada Sabtu (27/10). Pasalnya, artis senior Trie Utami menggelorakan semagat ribuan orang. Musiknya juga berkelas, genre Jazz. Alhasil, pengunjung yang menyemut Lapangan Lapangan Ujoh Bilang larut dalam suara khas artis berdarah Jawa Sunda itu.engunjung yang menyemut Lapangan Lapangan Ujoh Bilang larut dalam suara khas artis berdarah Jawa Sunda itu.

"Banyak yang main jazz sekarang, itu bagus banget. Jazz seksi dan sekarang sudah mulai jadi gaya hidup," kata Trie Utami di sela-sela pertunjukkan

Trie Utami pun lantas menilai, keanekaragaman budaya dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia sepatutnya memiliki potensi untuk mengembangkan budaya tersendiri dari sisi musik.

"Potensi mendatangkan wisatawan lewat musik sangat besar. Di Mahakam Ulu ini misalnya. Ada gitar ala Kalimantan yang bernama Sapeq. Ternyata saat dikolaborasikan dengan jazz hasilnya bagus banget. Jenis kesenian seperti ini yang bisa mengangkat potensi daerah di Indonesia," paparnya.

Musik menjadi jurus maut Kementerian pariwisata di bawah Arief Yahya untuk mendatangkan wisatawan di wilayah crossborder. Alasannya, musik itu universal dan bisa menyatukan siapa saja.

“Musik itu universal. Dan kebetulan, Trie Utami punya basis fans yang besar di wilayah perbatasan Kalimantan yang haus hiburan. Dia kami gandeng untuk menghibur masyarakat. Juga membantu menguatkan akses, atraksi dan amenitas di Mahakam Ulu,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Sabtu (27/10).

Pria yang sukses membawa Kemenpar sebagai kementerian nomor 1 se-Asia Pasifik itu memang sudah sering membuktikan keampuhan musik di wilayah perbatasan. Di Atambua, Kemenpar sukses mendatangkan ribuan wisman Timor Leste setelah memboyong mantan vokalis band Cokelat, Kikan serta Slank.

Papua juga ikutan ‘bergoyang’ setelah Kemenpar memboyong Steven Jam. Sementara di Aruk, Kalimantan Barat, lautan manusia ‘tumpah’ di wilayah perbatasan setelah Kemenpar mendatangkan Linda Moy. Sanggau juga sama. Lapangan Komplek Sabang Merah yang berkapasitas 15.000 orang penuh sesak didatangi warga Kuching, Serawak, Malaysia, setelah Kemenpar mendatangkan Siti Badriah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya