Budaya Terbaik Labuan Bajo Dirilis di CFD Jakarta

Budaya Terbaik Labuan Bajo Dirilis di CFD Jakarta - GenPI.co
#AdaLabuanBajoKomodoDiCFDJakarta

“Tari Caci ini sangat khas dan akan menjadi atraksi yang keren. Sebab, ini menjadi simulasi pertempuran dua lelaki dari Flores. Kalau penasaran, silahkan datang ke Park and Ride Thamrin 10 di CFD Jakarta. Selain Caci, masih ada lagi Tari Rangkuk Alu dan Ja’i,” tutur Shana.

Sedangkan Tari Rangkuk Alu  diadopsi dari permainan tradisional di Flores, NTT. Rangkuk Alu permainan yang memakai bambu sebagai media utamanya. Bambu-bambu ini lalu disusun rapi sedemikian rupa dan diayunkan seperti menjepit oleh beberapa orang. Lalu, sisa penari lain melompat-lompat sembari menghindari jepitan bambu.           

“NTT memiliki banyak sekali permainan tradisional. Salah satu yang terkenal adalah Rangkuk Alu atau Rangku Alu. Permainan ini terus dilestarikan hingga berkembang menjadi sebuah tarian yang khas. Kalau pengunjung CFD tertarik, silahkan saja mencobanya,” ujarnya lagi.

Gerakan energik menyerupai tarian ini lalu dipadukan dengan alat musik. Ada gong dan gendang. Lalu, musik ini diiringi dengan lagu-lagu daerah khas NTT.

Sementara Ja’i, merupakan tarian khas masyarakat Ngada dan biasanya ditampilkan di situs Sa’o Ngaza. Tarian ini biasanya digelar secara massal dengan nilai kebersamaan yang disampaikan.

Tari Ja’i biasanya diiringi dengan Laba Go. Alat musik ini terdiri dari dhera, wela-wela, uto-uto, meru, dan laba. Menjadi bagian ritual adat, Tari Ja’i harus dibawakan dengan busana lengkap. Baju adat laki-laki terdiri dari boku, mara ngia, sapu, lu’e, keru, lega jara, dhegho, dan sau. Untuk wanita mengenakan lua manu, lawo, mara ngia, dhegho, lega jara, kasa sese, keru, dan butu.

“Filosofi dan keragaman budaya yang dimiliki NTT ini luar biasa. NTT dengan program Pesona Labuan Bajo pasti akan menginspirasi Minggu pagi CFD Jakarta. Sebab, Labuan Bajo adalah destinasi yang besar dengan kekuatan alam dan budayanya. Jadi, moment terbaik ini jangan sampai terlewatkan begitu saja,” tegas Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S Thaib.

Lalu, bagaimana dengan atraksi Nenggo Mbata? Nenggo Mbata ini berarti bernyanyi. Sama seperti di daerah lainnya, NTT juga banyak memiliki lagu tradisional terbaik. Sebut saja, Bolelebo yang bercerita kerinduan pada kampung halaman. Ada juga lagu Larang Wutun dan Nina Noi. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya