Gendang Tasa dan Prosesi Adatnya

Gendang Tasa dan Prosesi Adatnya - GenPI.co
Para penabuh Gandang Tasa.

GenPI.co - Gandang Tasa adalah alat musik yang berasal dari Minangkabau.  Dari mulai bentuk, ukuran, suara, jumlah alat musik yang digunakan, bahkan juga dari segi guna dan fungsinya merupakan suatu kesatuan kegiatan adat dan ritual. Gandang Tasa biasa dimainkan untuk prosesi upacara adat yang di ruang terbuka, seperti prosesi mengarak pengantin dan upacara Tabui.

Gendang Tasa digunakan juga untuk mengiringi Tabui pada 1 Muharram pada saat itu, semua golongan usia dilibatkan untuk menabuh Tabuinya . Karena dimainkan di alam terbuka, maka Tabui yang didendangkan dengan cara  dipukul dengan keras hingga tak memerlukan pengeras suara.

Gandang Tasa dijumpai di beberapa daerah di Minangkabau, seperti Pariaman, Maninjau, Tiku, Lubuk Basung. Beberapa daerah di kabupaten Agam yang berbatasan dengan kabupaten Padang Pariaman juga mengenal alat ini. Permainan musik ini tidak disertai oleh penyanyi, melainkan hanya dengan tempo musik-nya saja dengan sifat dinamis dan energik.

Baca juga: Napan Desa Batu Bulek di Tradisi Makan Bajamba

Hendri, Udo Pariaman 2018, menuturkan bahwa  alat musik ini punya makna tersendiri.  “Gandang Tasa ini adalah musik untuk menyemangati para pengarak ‘tabui’ untuk dilepas ke laut. Karena selama sepuluh hari kami mengarak tabui ini,” ujar Hendri.

Ketika memainkan alat musik ini, tabui selalu ada. Tabui merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. Tinggi Tabui hingga 8 meter dan biasanya diarak oleh 15 orang. Prosesi adat ini berlangsung selama 10 hari sampai akhirnya tabui yang diarak tersebut dilepaskan ke laut.

Pakaian yang dikenakan para pelantun ini memiliki empat unsur warna. Warna hitam yang mendominasi  bermakna tahan tapo atau tahan terkena panas dan hujan karena dimainkan di ruang terbuka. Pada bagian-bagian tertenu terdapat  unsur warna merah, kuning melambangkan tiga orang yaitu ahli ulama,cerdik pandai dan nenek mamak. Warna putih ialah lambang kesucian simbol-simbol agama.

Untuk topi yang menjulang ke atas ialah penutup  yang memang biasa dipakai oleh masyarakat Minang lainnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya