Mengenal Tenun Alor NTT dengan 180 Pewarnaan Alami

Mengenal Tenun Alor NTT dengan 180 Pewarnaan Alami - GenPI.co
Proses pembuatan kain tenun motif Pulau Alor (Foto: Dika/GenPI.co)

Sebagai salah satu wastra Nusantara, tenun ikat memiliki keelokan dan daya pikat. Setiap helai yang dihasilkan dari serat kayu, mampu membuat tenun bernilai jual tinggi. Salah satu daerah pengrajin tenun terbaik berasal dari Desa Ternate Umapura, Alor Besar, Nusa Tenggara Timur.

Di antara jenis tenun yang ada di NTT, motif kain tenun dari Pulau Alor terbilang sederhana dan kurang pupuler. Namun di balik kesederhanaannya, kain etnik tersebut nyatanya memiliki proses pewarnaan yang unik. Hingga saat ini bahkan telah ditemukan 180 lebih warna alami.

“Kami menggunakan pewarnaan alam dari hasil bumi. Ada kayu pen, pohon damar merah, kedondong, kunyit dan olahan rumput laut,” tutur Cendana Wangi, penenun NTT saat ditemui GenPI di acara Eco Fashion Week, di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, Sabtu (1/12).

Penenun yang akrab disapa Mama Cendana itu mengatakan, untuk memunculkan warna tertentu pada benang, diperlukan pengolahan bahan yang tepat. Seperti warna pink terang akan muncul pada olahan ranting pohon ‘pen’ yang dihaluskan.

Selain itu terdapat pula warna indigo yang dapat dihasilkan dari perpaduan daun kedondong dengan rumput laut. Lalu ada warna merah dari pohon damar. “Kita bisa mengolah daun, akar, sampai getah tanaman untuk dijadikan pewarna alami kain tenun,” lanjutnya.

Ia mengatakan selalu mempelajari jenis tanaman dan kekayaan alami untuk dijadikan bahan pewarna alami kain tenun. Dari hasil uji cobanya membuat pewarna alami untuk kain tenun, membuat Mama Cendana menjadi lebih peka pada kekayaan alam di sekitarnya.

Menurut wanita paruh baya yang memulai menenun sejak kelas 4 SD ini, untuk menemukan warna alami tersebut ia selalu rajin melakukan eksperimen. Salah satunya adalah dengan meracik bahan-bahan alami yang tersedia di Pulau Alor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya