Ini Cerita di Balik Tanduk Kerbau pada Rumah Gadang

Ini Cerita di Balik Tanduk Kerbau pada Rumah Gadang - GenPI.co
Rumah Gadang.

Konon, ada segelintir orang dari Ranah Minang yang melakukan eksodus.  Melintasi lautan,  mereka berhenti di Flores bagian barat dan mendirikan satu komunitas di sana dan menjadi bagian dari masyarakat Manggarai saat ini.

Salah satu jejak budaya Minang pada masyarakat Manggarai adalah ornamen tanduk kerbau pada rumah adatnya. Ada juga nilai-nilai budaya tertentu yang sedikit banyak sama antara dua masyarakat itu.

Muhammad Asrul, seorang tour guide yang menemani GenPI.co ketika meliput Festival Pesona Minangkabau beberapa waktu lalu mengatakan, Tanduk kerbau pada masyarakat Minangkabau memiliki nilai yang sakral. “Itu menjadi suatu kerharusan. Jadi setiap Rumah Gadang  memasang tanduk kerbau sebagai ornamen wajibnya,” ujar Asrul.

Tour Guide yang juga merangkap driver ini kemudian menceritakan asal-usul mengapa tanduk kerbau menjadi ciri khas bagi Rumah Gadang.

“Dulu, Kerajaan Majapahit sedang melakukan kunjungan ke Ranah Minang. Mereka membawa serta kerbau besar terbaik mereka untuk ditandingkan oleh kerbau yang ada di Ranah Minang,” tuturnya.

Lantaran tak yakin akan menang, masyarakat Minang menggunakan siasat. Seekor kerbau yang sedang menyusui dibuat tak makan dan minum selama hari hingga hari pertandingan. Pada tanduk kerbau kecil itu pasang besi runcing.

“Saat masuk arena pertandingan, kerbau kecil tersebut menegira sang lawan adalah induknya. Ia pun menghambur ke sisi bawah kerbau itu untuk mencari susu. Logam tajam tersebutlah yang membunuh sang lawan,”  Asrul bercerita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya