GenPI.co 
Masyarakat Gorontalo memiliki tradisi lisan yang beragam. Salah satunya adalah tanggomo, sebuah syair yang dilantunkan sebagai sarana untuk mengabarkan berita kepada masyarakat.
Dalam banyak kegiatan kepariwisataan, tanggomo selalu hadir sebagai sajian atraksi seni yang menggambarkan dinamika masyarakat. Tanggomo dibawakan oleh seorang penutur yang berpengalaman.
Dalam sejarahnya, tanggomo dibawakan oleh orang dari kampung ke kampung, kabar berita ini berisi infrmasi keseharian atau juga peristiwa penting di tengah masyarakat.
Baca juga: Wujudkan Kota Bersih, Gorontalo Kurangi Sampah Plastik
“Tradisi tanggomo ini masih ada sampai saat ini meskipun pelakunya sudah tidak sebanyak dulu,” kata Nani Tuloli, guru besar linguistik Universitas Negeri Gorontalo.
Pewaris tradisi lisan ini mengalami masalah sehingga tidak banyak generasi yang berumur di bawah 50 tahun mampu melantunkan tanggomo ini. Padahal pada masanya, tanggomo adalah media menyebarluaskan informasi yang berdasar pada fakta kepada masyarakat.
“Harus ada pewaris tradisi tanggomo agar terus bisa dinikmati, termasuk sajian untuk atraksi seni,” ujar Syaiful Bahri, warga Gorontalo, Minggu (6/1/2019).
Sebagai atraksi, tanggomo memang sulit ditemukan dalam keseharian di tengah masyarakat. Seni ini akan muncul saat ada yang mengundang petanggomo pada acara-acara khusus.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
