Tenang, Matahari Lockdown Tidak Bahaya, Begini Penjelasan LAPAN

Tenang, Matahari Lockdown Tidak Bahaya, Begini Penjelasan LAPAN - GenPI.co
Ilustrasi matahari. Foto: Antara

Pada saat itu, selama beberapa siklus sekitar 30 tahun matahari cenderung lebih tenang dibandingkan rata-rata.

Akibatnya, temperatur global mengalami penurunan 1-2 derajat Celcius. Pada peristiwa Dalton Minimum pada 1815, kondisi saat itu diperparah dengan kejadian letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Indonesia di mana abu dari letusan gunung itu sampai mencapai atmosfer sehingga memblokade radiasi matahari ke permukaan bumi. 

Itu berefek pada pendinginan global yang lebih parah. Bahkan tercatat dalam sejarah tahun 1816 bahwa tidak ada musim panas di beberapa daerah di Eropa.

Peristiwa fase matahari dengan kondisi luar biasa tenang itu juga menyebabkan terjadinya gagal panen, krisis pangan dan berimbas pada resesi ekonomi saat itu.

Rhorom mengatakan, meskipun matahari berada dalam fase minimum tapi matahari bukan pada kondisi yang ekstrem tenang sekali sehingga tidak bisa memicu penurunan suhu global sehingga tidak perlu kekhawatiran akan ada bencana seperti gagal panen dan tidak ada musim panas.

"Fase minimum matahari itu kira-kira kalau dalam catatan setahun atau dua tahun itu adalah fase minimumnya," tuturnya.

Pada 2018, fase minimum matahari terjadi selama sekitar 250-an hari dengan kondisi tanpa bintik matahari. Pada 2019, fase minimum terjadi hampir 280 hari tanpa bintik matahari.

Pada saat sekarang, bintik matahari sudah mulai muncul sehingga bisa dikatakan tidak berada di titik bawah di fase minimum karena sudah mulai beranjak naik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya