Jeritan Honorer K2 Makin Nyaring: Cukup Kami yang Menderita

Jeritan Honorer K2 Makin Nyaring: Cukup Kami yang Menderita - GenPI.co
Jeritan Honorer K2 Makin Nyaring: Cukup Kami yang Menderita (Foto: doc JPNN)

Kisah Titi pun akhirnya bisa membuka mata pandora para mahasiswa dan publik, bahwa dirinya yang guru kelas selama 16 tahun mengabdi hanya digaji Rp 150 ribu per bulan dari dana bantuan operasional sekolah (BOS). 

Baru beberapa tahun terakhir mendapatkan insentif daerah karena kebijakan Bupati Banjarnegara. 

BACA JUGA: Meski Sangat Pelit, 4 Zodiak Ini Selalu Hoki dan Dekat Rezeki

"Kami bekerja layaknya PNS tetapi gaji di bawah standar. Baju keki dan sepatu yang kami pakai kredit semua. Bagaimana enggak kredit, untuk ke sekolah harus keluarin uang Rp 30 ribu pulang pergi. Gaji Rp 150 ribu, bagaimana bisa cukup," ujarnya.

Sayangnya, nasib honorer K2 yang saat ini berjuang untuk mendapatkan haknya, tidak diperhatikan pemerintah. 

Menurut Titi, perbudakan masih saja dilakukan dan bahkan PPPK yang sudah nyata-nyata lulus seleksi Februari 2019, hingga saat ini nasibnya tidak jelas. 

BACA JUGA: 3 Zodiak Selalu Banjir Rezeki, Sayangnya Materialistis

"Honorer K2 ini lahir dari payung hukum yang jelas. Kenapa kami sampai saat ini masih diabaikan. Saya katakan sekali lagi, honorer adalah sistem perbudakan modern yang masih terus dipertahankan pemerintah karena pemerintah tidak mau mengeluarkan uang untuk menggaji kami dengan layak," pungkas Titi Purwaningsih.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya