Penyandang Tuli Sangat Kerepotan Saat pandemi COVID-19

Penyandang Tuli Sangat Kerepotan Saat pandemi COVID-19 - GenPI.co
Ilustrasi mencari informasi (Foto: Freepik)

“Sebelum mendaftar, tentu (penyandang) tuli itu perlu mendapatkan informasinya dulu, bagaimana caranya mendaftar, supaya dia tahu caranya mendaftar ke kementerian terkait, tentu harus ada akses informasi yang diberikan yang sesuai dengan kebutuhan,” jelas Laura.

Lebih lanjut, Laura mengatakan bahwa saat ini pemerintah mulai sadar akan perlunya pemenuhan informasi terhadap penyandang tuli. 

Hal itu terlihat adanya layanan juru bahasa isyarat, seperti yang dilakukan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dalam konferensi pers.

Kendati demikian, tetap terdapat dampak negatif bagi anak-anak penyandang tuli yang masih bersekolah. 

Pandemi ini mengharuskan pemerintah menutup tempat-tempat umum, termasuk sekolah bagi penyandang tuli. Kemudian anak-anak penyandang tuli pun diarahkan untuk tetap berada di rumah.

“Sedangkan komunikasi dengan orang tua mereka tidak bisa dilakukan secara maksimal. Karena biasanya orang tua mereka adalah orang tua yang bisa mendengar dan belum sepenuhnya tahu cara berkomunikasi dengan anak mereka, sehingga anak (penyandang) tuli pun tidak merasakan adanya kenyamanan,” jelasnya. 

BACA JUGA: Ini Loh Skill Pekerja Incaran Perusahaan di Masa Pandemi  

Oleh karena itu, ia meminta proses mempelajari bahasa isyarat harus dilakukan secara terus-menerus.  Jadi  orang tua penyandang tuli dapat mempelajarinya pada kelas bahasa isyarat dan mempraktekkan di rumah dengan anak secara rutin. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya