Gubernur Jatim: Cegah Stunting, Tak ada Kental Manis di Bansos

Gubernur Jatim: Cegah Stunting, Tak ada Kental Manis di Bansos - GenPI.co
Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa ( foto: Rasno S)

“Karena itu, selama masa pandemi ini, yang saya pesankan didalam bantuan sosial adalah telur,” jelas Khofifah. 

Ia memastikan didalam bantuan sosial tidak ada produk-produk yang tidak mendukung kebutuhan gizi anak seperti kental manis.

dr. Ranti Astria Hannah, Sp.A sebagai perwakilan ibu milenial dalam kesmepatan itu mengingatkan para ibu untuk tidak memberikan susu kental manis untuk bayi dan juga sebagai MPASI. 

BACA JUGA: Waspada! Prevalensi Stunting Kembali Naik Akibat Pandemi Corona

Ia menjelaskan, bayi memiliki preferensi rasa manis dan juga asin. “Jadi bila sudah diberikan makanan dengan gula berlebihan sejak dini, semakin besar akan menyukai rasa yang lebih manis lagi sehingga seiring anak bertambah besar semakin tinggi gula yang dikonsumsi,” jelas ibu 2 anak ini.

Meski sejak 2018 yang lalu BPOM telah melarang penggunaan kental manis untuk anak dan juga mengatur tentang label dan promosinya melalui PerBPOM NO 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, namun masih banyak masyarakat yang mengaku tidak terinformasi mengenai hal ini. 

Maka, tidak heran masih ditemukan balita-balita dengan gizi buruk yang juga mengkonsumsi kental manis.

“Karena kurangnya pengetahuan dan tingkat ekonomi menjadi alasan anak-anak diberikan kental manis. Seperti kejadian yang kami temukan saat turun ke masyarakat, anak dari umur 2 bulan dikasih susu kental manis dan jadi ketergantungan. Kalau nggak dikasih marah dan ngamuk-ngamuk,” papar dr. Hj Erna Soefihara, Ketua VII PP Muslimat NU. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya