Dear Diary

Darahku Mendidih di Era Pandemi Corona, Anakku Ternyata… 

Darahku Mendidih di Era Pandemi Corona, Anakku Ternyata…  - GenPI.co
Ilustrasi. (Foto: Elements Envato)

Seperti biasa, kalau sudah begini, si Kakak akan diam seribu bahasa sambil menunjukkan wajah membatu, persis patung Gupala. 

BACA JUGA: Ratni Mempertahankan Kehormatannya

Sikap resisten si Kakak selalu sukses bikin darahku mendidih. Karena sesungguhnya,  aku khawatir ia akan ketinggalan pelajaran dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya. 

Sebagai orang tua, aku merasa bertanggung jawab terhadap berkembangnya kemampuan anakku dalam menyerap pelajaran. Lalu aku mulai memarahinya karena tidak menurut saat diajar sembari mendorongnya lebih keras.

Gara-gara ini pula, aku sering bertengkar dengan ibunya. Sebab kami saling mempertanyakan metode ajar yang masing-masing kami terapkan  terhadap anak kami itu. Ya terlalu keras lah, terlalu kaku lah, kurang tegas lah, tidak boleh begini, harusnya begitu, dan sebagainya. 

Tak jarang  pertengkaran itu berlangsung sengit dan diakhiri sumpah serapah pada pandemi corona yang tak kunjung usai. Kemudian karenanya, kami berdua saling tidak bertegur selama satu sampai dua jam sembari mengutuk diri karena merasa gagal mendidik anak.. 

Sementara aku dan istriku saling marah, si Kakak sudah asyik menikmati sisa hari dengan bermain dengan teman sebayanya di luar rumah. 

Kadang terbesit pikiran ini dalam benakku; Jika orang tidak sampai terinfeksi virus corona, kemungkinan ia akan mengalami tekanan batin lalu stres akibat main guru-guruan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya