Dear Diary

Tetangga Main Dukun, Dagangan pun Diguna-guna Hingga Tak Laku

Tetangga Main Dukun, Dagangan pun Diguna-guna Hingga Tak Laku - GenPI.co
Ilustrasi. (Foto: Elements Envato)

“Bapak ini lagi mikir, Bu!” sergah Kasim.

“Eh, coba Ibu ingat-ingat lagi. Pernah nggak bermasalah dengan ibu-ibu di kompleks ini? Pernah salah ngomong, mungkin?” Kasim bersuara lagi setelah keduanya berada dalam kebisuan yang canggung.

“Mana pernah, Pak. Ibu sadar, kita menggantungkan hidup pada lapak ini. Jadi, harus juga menjaga hubungan baik dengan semua orang,” jawab Nurjannah dengan suara bergetar. Air matanya hampir menetes namun segera ia usap menggunakan ujung bajunya.

Perempuan itu lalu mengingatkan suaminya bagaimana ia berupaya sekeras mungkin menjaga nama baiknya. Ia mengatakan, banyak ibu-ibu yang berutang di lapaknya itu, namun tidak sekalipun ia mencoba menagih. 

Bagi Nurjannah,  utang-utang adalah sebagai bentuk bantuan yang bisa ia lakukan. Karena itu, ia selalu ikhlas dan tidak pernah meminta kembali. Jika ada yang membayar, ia menerima dengan sukacita. Namun jika tidak pun tak apa-apa.

Meski banyak yang berutang, Nurjannah merasa rezekinya tak pernah seret. Usaha dagangannya berjalan lancar dan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

“Mungkin ada yang coba berbuah jahat pada kita, Pak,”  Nurjannah berucap lagi.

“Maksud Ibu?”

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya