Menjelajahi Alur Batu Gunung Pandan

Menjelajahi Alur Batu Gunung Pandan - GenPI.co
Jelajah alur sungai Gunung Pandan

Mimpi. Aku yakin semua orang mempunyai mimpi besar. Yang membedakan adalah seberapa ingin dari masing-masing orang untuk menggapai mimpi besar itu. Mimpiku dan teman-teman adalah suatu saat Aceh Tamiang ini akan menjadi pusatnya Pariwisata di perbatasan Aceh.

Sayangnya, para pemuda di sini belum begitu peduli akan kemajuan daerah. Apalagi perkara mempromosikan pariwisata. Namun tetap diam tak akan memecahkan masalah. Mimpi tak akan tercapai jika terus-terusan tidur. Saatnya bergerak, walau dimulai satu dengan langkah kecil  

Salah satu usaha yang kami lakukan adalah dengan meyadarkan masyarakat tentang potensi wisata yang besar di Aceh Tamiang. Pelan-pelan kami wujudkan mimpi itu.  Selagi masih diberi kesehatan, kami mulai menelusuri setiap jengkal keindahan Bumi Muda Sedia ini. Langkah kecil pertama kami adalah melakukan ekspedisi di salah satu aliran anak Sungai Gunung Pandan. Bekalnya hanya satu, cerita warga mengenai keberadaan Air terjun Alur Batu Gunung Pandang.

Bersama lima orang teman yang punya hobi menjelajah alam, aku mulai mengeksplor sungai Gunung Pandan. Pukul 14.30, kami tiba di lokasi pemandian Gunung Pandan. Sepeda motor kami titipkan di rumah salah seorang warga Dusun Gunung Pandan. Sebenarnya bisa saja kami parkirkam kendaraan di atas perbukitan dekat aliran sungai Gunung Pandan ini.  Hanya saja karena sekarang ini daerah Gunung Pandan sering dikunjungi masyarakat dari luar desa. Sangat rawan untuk meninggalkan sepeda motor tanpa ada yang menjaganya.

Setelah 20 menit berjalan menapaki bukit dan lembah di Gunung Pandan ini, kami berhenti sejenak di bawah rindangnya pepohonan yang menjadi kanopi di atas aliran sungai. Air yang jernih dan sejuk menggoda kami untuk menceburkan diri di dalamnya. Rasanya segar sekali. Pemandangan sekitar sungai begitu eksotis dengan kombinasi pepohonan dan hamparan pasir di bibir sungai.

Alur sungai ini unik. Kontur bebatuan membuat aliran sungai mengalir di antaranya. Pepohonan lebat berada di kiri dan kanan sungai.  Berbeda dengan di dekat pemandian, di tempat ini tidak lagi  ditemukan perkebunan karet milik masyarakat.  Namun tampak beberapa  potongan kayu yang melintang baik di pinggir maupun di dalam airan sungainya.

Puas berenang, perjalanan kembali kami lanjutkan. Namun kami kembali berhenti lantaran menemukan percabangan lagi di aliran anak sungai ini. Pilihannya ada dua, lurus atau belok ke kiri. Karena memang niat dari awal adalah mencari potensi air terjun, akhirnya kami putuskan untuk menelusuri percabangan aliran anak sungai ini terlebih dahulu.

Jalur yang kami pilih ternyata sulit untuk dilewati. Ada puluhan batang pohon tersusun melintang menutupi akses jalan sungai. Batang pohon-pohon besar yang mungkin berumur ratusan tahun sudah habis ditebang karena pembalakan liar hutan. Sungguh sangat disayangkan, pepohonan ini ditumbangkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab demi kuntungan sesaat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya