Pariwisata Kok Ga Masuk Materi Debat Capres, Kenapa Ya?

Pariwisata Kok Ga Masuk Materi Debat Capres, Kenapa Ya? - GenPI.co
Sangat disayangkan Pariwisata tak masuk materi dalam debat capres. (Sumber foto: Travelling yuk).

Masih hangat pembahasan debat capres putaran kedua yang berlangsung Minggu (17/2) malam. Dari sekian isu hangat yang dilontarkan, cukup disayangkan pariwisata tak dibahas oleh kedua calon presiden ini. Meskipun capres no urut 1, Joko Widodo sempat menyinggung soal bekas tambang yang jadi tempat wisata dan sungai Citarum.

Ditemui GenPI.co di kawasan Sahid Sudirman Center Jakarta, Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Prof. Azril Azahari, PhD memaparkan hal ini disebabkan karena saat ini pariwisata di Indonesia belum menjadi ‘Sektor Pariwisata’ dan dianggap hanya berupa bidang saja. Menurutnya status ‘Sektor’ dinilai lebih menguntungkan, khususnya pengaruhnya bagi PDB (Produk Donestik Bruto).

“Banyak hal yang harus kita kembangkan di dalam pariwisata ini, supaya dasarnya itu ada. Seperti Sektor Pariwisata harus ada dan kita benahi dulu, sehingga kita bisa menghitung dampak ekonomi makro.” jelas Prof. Azril Azahari, PhD kepada GenPI.co, Minggu (18/2).

Dalam penghitungan ekonomi makro, dampak pariwisata terhadap pembangunan Indonesia meliputi tiga hal yakni aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Ia menilai tema untuk debat capres yakni tentang pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup dianggap isu yang lebih matang untuk dibedah.

“Bukti pariwisata masih kategori bidang, bisa cek datanya di Badan Pusat Statistik (BPS). Perhitungan saya kontribusi pariwisata masih di angka 5,6% terhadap PDB. Padahal kalo pertanian dan minyak sudah di atas 10%, jauh sekali” paparnya.

Ia menyoroti bahwa pengukuran Makro Ekonomi yang benar bukanlah dihitung dari jumlah devisa, tapi dari kontribusi Pariwisata terhadap PDB (Produk Donestik Bruto). Prof Azril.juga meragukan dengan data pariwisata yang selama ini dikeluarkan. Karena klasifikasi baku Lapangan Usaha Indonesia yang diterbitkan BPS, tidak sesuai dengan jenis usaha yang diterbitkan oleh KEMENPAR melalui PERMENPAR No 10 thn 2018.

“Saya khawatir jika pariwisata tidak masuk dalam Debat Capres, maka Pariwisata yang seharusnya menjadi Sektor dan berdiri sendiri akan terabaikan dan tidak menjadi prioritas. Jadi harusnya pemerintah mampu membenahi bila pariwisata mau disejajarkan dengan Sektor lainnya yang sudah baku,” imbuhnya.

Seperti diketahui Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan pada tahun 2020 mendatang, pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia. Arief meyakini karena saat ini Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pariwisata terbesar di Asia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya