Tari Gandrung Digandrungi Pengunjung NATAS 2019

Tari Gandrung Digandrungi Pengunjung NATAS 2019 - GenPI.co

Marsan merupakan penari Gandrung Lanang yang hidup pada era 1890. Nama Marsan waktu itu paling terkenal. Menariknya, Gandrung Marsan juga menjadi satu-satunya Tari Gandrung Lanang yang dibuat sejak 1914. “Ada banyak kajian dan penelitian yang diberikan untuk Tari Gandrung Marsan. Semuanya pun mengarah kepada Marsan. Figur yang menjadi pengembang tarian ini,” jelas Rizki lagi.

Selain kombinasi sejarahnya, penampilan Tari Gandrung makin unik dengan gerakannya. Secara umum, Tari Gandrung memiliki 3 bagian. Mulai dari Jejer, Ngibing (Maju), dan Seblang Subuh. Jejer menjadi pembuka seluruh pertunjukan Gandrung. Untuk Maju, para penari berinteraksi dengan penonton. Lalu, Seblang Subuh menjadi penutup rangkaian show Tari Gandrung.

“Tari Gandrung ini menjadi daya tarik di NATAS 2019. Pengunjung sangat mengagumi taran ini, apalagi kostumnya memang menarik. Kehadiran Tari Gandrung membuat publik NATAS 2019 mengenal lebih jauh Indonesia dan Banyuwangi. Bagaimanapaun, Indonesia memiliki alam dan budaya luar biasa,” kata Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.

Kostum Tari Gandrung khas dengan pengaruh kuat Kerajaan Blambangan. Untuk bagian kepala, penari biasanya mengenakan Omprok atau Mahkota. Omprok terbuat dari kulit kerbau dengan ornamen emas dan merah. Ada karakter tokoh Antasena, putra dari Bima dalam pewayangan. Omprok juga diberikan cundhuk mentul, bahkan dipasangi hio untuk memberikan kesan magis.

“Kehadiran Tari Gandrung lengkap dengan kostumnya menjadi fenomena. Pengunjung terlihat antusias untuk melihat sampai menggali pengetahuannya. Kami yakin, begitu melihat betapa kayanya budaya di nusantara, pengunjung langsung mendatangi table untuk memastikan paket wisatanya,” jelas Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Area III Regional I Florida Pardosi.

Untuk baju, warna dasarnya adalah merah dengan ornamen kuning emas plus manik-manik. Pada sisi leher dipasang ilat-ilatan yang menutup dada. Lengannya dilengkapi kelat bahu, lalu pada pinggangnya memakai sembong. Untuk selendang ditempatkan di bahu. Untuk bawahannya, penari kerap memakai batik Gajah Oling lengkap dengan kaus kakinya.

“Tari Gandrung memang menarik dan Indonesia sangat kaya. Bila datang ke Indonesia, wisatawan bisa menikmati beragam seni dan budaya. Setiap daerah memiliki kekhasannya masing-masing. Experience akan lengkap karena alam di Indonesia sangat eksotis. Kondisi ini ditunjang dengan aksesibilitas dan amenitas yang bagus,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya