Dear Diary

Di Bali, Tubuh Perempuan Bersuami itu Menempel Erat padaku

Di Bali, Tubuh Perempuan Bersuami itu Menempel Erat padaku - GenPI.co
Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Obrolan yang tadinya hanya seputar pekerjaan, kini mulai merambah ranah pribadi. Ada satu kesamaan kami, yakni sama-sama merasa salah mengambil keputusan.

Kami sama-sama menikah muda, aku dan Hani menikah di umur 25 tahun. Itu, membuat kami kehilangan masa-masa muda.

“Ternyata itu terlalu muda ya, nggak, sih? Bayangin baru lulus kuliah, kerja baru berapa tahun, langsung nikah. Belum nikmatin punya duit banyak dan senang-senang, eh, udah punya beban keluarga dulu, hahaha,” kata Hani sambil tertawa getir.

Tidak ada yang salah dengan kehidupan keluargaku maupun Hani. Hanya saja, kami sama-sama bosan dengan rutinitas pernikahan yang ternyata tidak seindah film-film romantis.

Sunset kala itu tinggal setengah, sebentar lagi gelap. Dan kami menikmati momen itu sembari berbicara tentang hidup yang terasa membosankan. 

Tanganku tak kusadari sudah menempel di tangannya, kami saling menoleh, kepalaku mendekat ke wajahnya, dan entah dorongan dari mana aku bisa mencium keningnya.

Dia diam, kami diam untuk waktu yang lama. Hari sudah gelap dan kami memutuskan pulang tanpa sepatah kata pun.

Di atas sepeda motor kami menuju hotel dengan perasaan campur aduk. Hatiku tak karuan, mungkinkah aku salah sudah melakukan itu?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya