Tanpa Ogoh-ogoh, Jelang Nyepi di Pontianak Tetap Khusyuk

Tanpa Ogoh-ogoh, Jelang Nyepi di Pontianak Tetap Khusyuk - GenPI.co
Ilustrasi perayaan Nyepi. (Foto: Istimewa)

Jelang Perayaan Nyepi dan Tahun Baru Saka 1941, umat Hindu di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya   menggelar sembahyang malam (Tilem Kesanga) Pura Giri Pati Mulawarman.  Pura tersebut berlokasi di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Rabu malam.

Tak seperti perayaan jelang Nyepi di daerah lain, umat Hindu Pontianak tak menggelar Pawai Ogoh-ogoh. Namun kekhusyukan tetap terjaga  lantaran atraksi itu diganti dengan upacara pecaruan sebagai simbol keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

Mereka juga melakukan ritual penyucian dalam upacara Melasti. Segala sarana persembahyangan yang ada di Pura diarak ke pantai atau danau. Hal ini sebagai simbol pencucian segala hal kotor dalam diri manusia.

Ada pula upacara Buta Yadnya, dimana masyarakat mengambil satu dari jenis-jenis sejajian.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Ir. Putu Dupa Bandem mengingatkan masyarakat Hindu yang ada di Kalimantan Barat untuk memaknai perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1941 dengan selalu membawa kesejukan dan kedamaian di tahun politik ini.

"Nyepi maknanya adalah kedamaian dan tema yang diangkat untuk perayaan Nyepi tahun ini wujudkan harmonisasi. Di tahun politik maka umat Hindu harus bisa memberikan kesejukan dan kedamaian, jangan terpancing dengan isu dan kabar hoaks," kata Putu, dilansir dari Antara.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi, katanya, adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).

Menurutnya, makna Nyepi sendiri diartikan sebagai upaya menahan diri. Ini dilihat dari ritual ibadah yang dilakukan pada Hari Nyepi yang jatuh pada Kamis, di mana Umat Hindu berpuasa dari sejak pagi hari hingga Jumat besok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya