Pengamat Top Ini Ungkap Alasan Warga Takut Belanja, Ini Katanya

Pengamat Top Ini Ungkap Alasan Warga Takut Belanja, Ini Katanya - GenPI.co
Ilustrasi-Belanja. Foto: Reuters.

GenPI.co - Meningkatnya kasus Covid-19 masih menahan laju permintaan (demand) masyarakat. Pada Desember 2020, pergerakan mobilitas masyarakat mulai meningkat hampir positif.

Namun, akibat banyaknya kasus Covid, pemerintah kembali melaksanakaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali. Alhasil, mobilitas masyarakat kembali menurun.

BACA JUGA: Gus Yaqut Unjuk Gigi, 16 Kloter Berangkat Umrah di Masa Pandemi

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengungkapkan, memang masyarakat kelas menengah ke atas saat ini masih enggan keluar untuk berbelanja.

"Padahal mereka berkontribusi paling besar terhadap total pengeluaran masyarakat di tanah air," ucap Bhima dalam pernyataannya, pada webinar Kebangkitan UMKM untuk Mendorong Perekonomian Nasional, Senin (18/1/2021).

Di Indonesia terdapat tiga kelompok konsumen yang menyerupai piramida terbalik. Kelompok pertama yaitu konsumen secara pengeluaran berkontribusi 45,4 persen terhadap total pengeluaran masyarakat. Kelompok tersebut jumlahnya mencapai 20 persen.

"Kedua kelompok konsumen yang secara pengeluaran berkontribusi 36,7 persen terhadap total pengeluaran masyarakat. Jumlah mereka mencapai 40 persen," kata dia.

Sedangkan kelompok ketiga, konsumen yang secara pengeluaran berkontribusi 17,7 persen terhadap total pengeluaran memiliki jumlah sekitar 40 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya