Beda Sikap 2 Pengamat di Balik Isu Telegram Kapolri kepada Pers

Beda Sikap 2 Pengamat di Balik Isu Telegram Kapolri kepada Pers - GenPI.co
Terdapat dua sikap yang berbeda dari dua pengamat perihal Isu Telegram Kapolri kepada Pers. (foto: Ricardo/JPNN)

“Jika kita analisa, mungkin saja maksudnya adalah pelarangan menyiarkan kekerasan dan arogansi aparat kepolisian. Namun, sepertinya ada misleading sehingga malah berbunyi sebaliknya,” ujar Satyo.

Di sisi lain, Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta juga buka suara terkait pembatasan peliputan media terhadap tindakan kekerasan kepolisian.

BACA JUGA: Taktik Maut Polri Mengerikan, Teroris Jakarta Masih Berkeliaran

Baginya, isi surat telegram Kapolri yang sudah tersebar di seluruh Polda di masyarakat sebenarnya bagus.

"Isi bagus untuk mengurangi adegan kekerasan yang disiarkan," ujarnya.

Salah satu poinnya berisi, media dilarang menyiarkan upaya tindakan kepolisian yang menampilkan arogansi dan kekerasan, diimbau untuk menayangkan kegiatan polisi yang tegas namun humanis.

"Bagi teman-teman media bakal berkurang sumber pemberitaan," katanya.

Kendati demikian, menurutnya, aturan itu sebenarnya cukup bagus karena tidak ada tayangan kekerasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya