GenPI.co 
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan tidak semua aset akan dikerjasamakan alias bisa dipakai pihak swasta, termasuk Istana Kepresidenan Jakarta.
Ia menegaskan hal tersebut saat acara Rakornas Kadin Indonesia bidang properti yang digelar di Jakarta belum lama ini.
Hal itu menjawab pertanyaan satu peserta.
“Istana negara apa boleh,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia MS Hidayat yang mengatakan pertanyaan ini mewakili rekan lainnya yang ingin mengetahui hal sama.
Nah, seandainya Istana boleh dipakai oleh kalangan swasa, kira-kira apa ya pemafaatannya?
“Itu bisa menjadi bangunan monumental .bisa dijadikan tempat untuk pameran, galeri nasional. Pameran luksian yang berharga,” kata MS Hidayat yang menjadi Menteri Perindustrian periode 2009-2014 kepada GenPI.co.
Ia mengatakan akan banyak sekali manfaat yang bisa dhdirkan di gedung Istana, jika diperkenankan dikerjasamakan dengan pihak swasta.
“Kalau bisa digunakan banyak sekali manfaat. tapi harus selected,” kata MS Hidayat.
Dikutip dari portal presidenri.go.id, Istana Kepresidenan di Jakarta terdiri dari dua bangunan utama yang disebut Istana Negara dan Istana Merdeka yang ada di lahan seluas 6,8 hektare.
Lokasi Istana ini di jalan Medan Merdeka Utara dan Jalan Veteran. Istana dikelilingi sejumlah bangunan yang sering digunakan kegiatan kenegaraan.
Istana Merdeka menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas), dan Istana Negara yang menghadap ke Sungai Ciliwung.
Gedung Istana Negara mulai dibangun pada 1796 masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten dan selesai pada 1804 masa Gubernur Jenderal Johannes Siberg.
Gedung ini semula adalah rumah peristirahatan milik pengusaha Belanda, Jacob Andries van Braam di jalan Rijkswijk (sekarang Jalan Veteran). Gedung ini lalu dikenal dengan sebutan Istana Rijswijk .
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
