Harga Emas Terpeleset Terciprat Panik Minyak, Berkelanjutankah?

Harga Emas Terpeleset Terciprat Panik Minyak, Berkelanjutankah? - GenPI.co
Logam mulia (foto: Pinterest)

GenPI.co - Harga emas di pasar global kembali meninggalkan USD 1.700, level tertingginya di tengah pandemi virus corona (covid-19).

Pada penutupan perdagangan Selasa (21/4/2020) atau Rabu pagi WIB, harga emas di Bursa Comex New York Mercantile Exchange anjlok USD 23,4 atau 1,37 persen ke USD 1.687,8 per troy ounce.

Diketahui penurunan minyak berjangka AS menjadi negatif pada Senin (20/4/2020), belum pernah terjadi sebelumnya. Kondisi ini ikut menekan sebagian besar harga komoditas lainnya, termasuk emas.

BACA JUGA: Bursa 22 April 2020, Saham KLBF dan INDF Direkomendasi

“Harga minyak mentah kemarin kembali turun dalam, yang memberikan sentimen negatif ke pelaku pasar,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada GenPI.co, Rabu (22/4/2020).

Industri minyak melibatkan banyak stakeholder, termasuk perusahaan keuangan. Sehingga bila industri terpuruk, dampak negatif bisa terasa ke perekonomian.

Selain itu, turunnya harga minyak memberi sinyal ekonomi global masih tertekan yang menurunkan permintaan minyak sebagai sumber energi.

Namun diperkirakan pelemahan itu hanya sementara. Pada perdagangan hari ini, Ariston memprediksi harga emas kembali akan menguat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya