“Banyak perusahan tekstil yang memproduksi kulit dengan kualitas bagus, tapi tidak bisa dijual ke luar negeri karena ada peraturan di negara tertentu yang terkait limbah,” lanjutnya.
Material kulit yang diproduksi dari UKM di Indonesia, berasal dari industri rumahan yang tidak punya wadah untuk membuang limbah cairnya. Ini menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan di sekitar tempat produksi.
Sementara itu, jamur ini merupakan salah satu material yang ramah lingkungan dan tidak berbasis hewan.
Jadi bisa jadi alternatif, agar produsen fesyen di Indonesia tidak harus membunuh binatang dan bisa melakukan secara vertical farming yang sangat cepat.
“Kalau dibandingkan dengan animal leather, proses pembuatannya sangat cepat hanya 60 hari. Konsumsi airnya juga lebih sedikit, dan dari segi performa menyerupai kulit sapi,” pungkasnya. (*)
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News