Tenun Baduy, Dicintai di Dalam Maupun Luar Negeri

Tenun Baduy, Dicintai di Dalam Maupun Luar Negeri - GenPI.co
Salah satu motif kain tenun Baduy. (Foto: bukalapak.com)

Masyakarat Suku Baduy di Banten memroduksi kain secara tradisional. Kain-kain tersebut selain untuk digunakan sehari-hari, juga dijual hingga ke luar negeri.

Permintaan kain tenun Baduy datang dari Vietnam,Jepang dan Korea Selatan. Namun lantaran keunikannya, beberapa negara Eropa, seperti Inggris, Rusia, Italia dan Jerman juga mulai melirik.

"Permintaan kain tenun Badui dari beberapa negara, seperti Vietnam, Jepang dan Korea Selatan cenderung meningkat. Ini bukti kalau kain itu semakin terkenal dan diakui kualitasnya," kata Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Sutisna pekan lalu.

Salah satu keunikan tenun Baduy adalah caranya yang masih tradisional. Pewarnaannya pun masih menggunakan bahan alami. Proses tenun biasanya dilakukan oleh kamu perempuan Baduy sembari menunggu suami kembali dari ladang.

Corak tenun  Baduy juga menjadi keistimewaan lain. Keunggulan tenun Badui memiliki corak warna dan motif berbeda, Di antaranya poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan dan kacang herang. Ada puna maghrib, capit hurang, susuatan, suat songket dan smata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka).

Selain itu juga motif adu mancung, serta motif aros yang terdiri dari aros awi gede, kembang saka, kembang cikur, dan aros anggeus.

Selain dari luar negeri,  permintaan juga datang dari luar negeri. Munah seorang perajin warga Baduy mengaku selama ini kain tenun baduy juga banyak diminati wisatawan domestik dari luar daerah. Setiap hari mereka datang ke perkampungan Baduy.

Salah satu yang membuat kain tenun baduy menjadi incaran, karena ukurannya yang panjang. Harga kain tenun terpanjang itu bervariasi mulai Rp700 ribu sampai Rp1,5 juta, tergantung kualitasnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya