Dena yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara mengaku sempat menjadi kru di sebuah wedding organizer (WO) pada 2016.
"Dulu (2016) aku sempat jadi kru WO. Setelah aku pindah ke Medan 2017 diajak bergabung dengan teman-teman yang berkompeten di sana, menjadi kru bride assistant atau stage manager," ujarnya.
Setelah beberapa tahun menjadi kru bride assistant, Dena memutuskan untuk berbisnis hal sejenis.
"Ide itu muncul setelah mengobrol dengan salah satu teman, yaitu Rinni Ginting yang juga sebagai pelaku event berpengalaman sejak 2016,” ujr Dena.
Dari pembicaraan tersebut tercetus membuat bisnis sendiri, karena sudah memiliki pengalaman di bidang WO.
Dia juga mengatakan, awal dia terjun ke bisnis wedding planner selain karena profit, juga ingin memgembangkan konsep atau ide yang sempat tidak tersalurkan.
"Sewaktu aku jadi kru WO, banyak ide yang tidak tersalurkan secara keseluruhan. Oleh karena itu, aku memutuskan dan membentuk Sister Production," tambahnya.
Sister Production sendiri dibangun oleh tiga perempuan, termasuk dirinya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News