#42 Nomadic Tourism: Solusi Sementara untuk Selamanya

#42 Nomadic Tourism: Solusi Sementara untuk Selamanya - GenPI.co
Menpar Arief Yahya

Saya sering mengatakan, kunci kesuksesan pengembangan destinasi wisata adalah 3A yaitu: atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Namun, melengkapi tiga komponen ini bukanlah pekerjaan yang gampang. 

Ambil contoh Danau Toba. Dari sisi atraksi, tidak dapat diragukan lagi dapat dikategorikan sebagai destinasi wisata kelas dunia, dengan gelar yang disandangnya sebagai danau vulkanik terbesar didunia atau sering disebut super volcano caldera. Dari sisi aksesibilitas, saya melihat progress-nya bagus antara lain dengan adanya Bandara Silangit yang telah ditetapkan sebagai bandara internasional. Namun, selalu tertinggal kalau kita bicara mengenai amenitas seperti hotel, resort, atau kafe.

Untuk mengembangkan amenitas memang kita harus menunggu aksesibilitas. Celakanya, setelah aksesibilitas seperti bandara dan jalan terbangun, kita masih butuh waktu 4-5 tahun untuk membangun hotel berbintang. Sementara kita tahu target 20 juta wisman sudah di depan mata. 

Lalu apa solusinya?

Nomadic Accomodation

Solusinya adalah homestay yang memang sudah kita canangkan sejak tahun lalu. Namun membangun homestay pun tidak bisa cepat, perlu waktu beberapa bulan. Karena itu solusi tercepatnya adalah dengan membangun amenitas (akomodasi) yang sifatnya bisa dipindah-pindah.   

Bentuknya bermacam-macam. Akomodasi yang paling mobile adalah karavan, hotel di atas mobil, atau bisa kita sebut “hotel mobil”. Hotel karavan ini bisa berpindah harian atau mingguan, untuk mencari spot-spot terindah di suatu destinasi wisata.

Di Danau Toba misalnya, dengan hotel karavan ini wisatawan bisa berpindah-pindah di spot-spot tercantik di sepanjang tepi danau mulai dari Parapat, Ambarita, hingga Bakara.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya