CEO Message #62 Tourism 4.0 adalah Millennial Tourism

CEO Message #62 Tourism 4.0 adalah Millennial Tourism - GenPI.co

Konsep Tourism 4.0 termasuk baru di dunia. Coba saja search di Google, pasti kita tak banyak menemukan materi mengenai konsep ini. Berbagai negara masih bereksperimen untuk bisa mengambil manfaat maksimal dari tren Tourism 4.0 ini. Karena itu benar kata Jack Welch, “Not Invented Here”, kita harus mengambil pelajaran dari negara-negara lain yang sudah menerapkannya agar kita tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah mereka perbuat. 

Di Eropa, negara yang paling maju menerapkan Tourism 4.0 adalah Spanyol. Kita tahu Spanyol adalah salah satu negara termaju dalam urusan mendatangkan wisman. Tahun 2017 lalu Spanyol menduduki urutan kedua dengan jumlah wisman mencapai 82 juta. Kontribusi sektor pariwisata Spanyol mencapai 15% GDP, menyerap 15% tenaga kerja yang mencapai lebih dari 2,8 juta. Karena itu Spanyol sangat serius membenahi sektor pariwisatanya dengan menempatkan teknologi 4.0 sebagai sumber competitive advantages. 

Upaya ini diwujudkan dalam inisiatif Smart Destination yang memanfaatkan teknologi 4.0: big data, open data, mobile apps, free WiFi, geolocation systems, QR code, dan videomapping/holography techniques di seluruh bagian kota yang menjadi destinasi wisata. Saat ini sudah ada 11 smart cities di Spanyol yang sudah diperlengkapi dengan infrastruktur teknologi 4.0. Tujuannya untuk mempermudah, mempernyaman, dan memperdalam experience setiap wisatawan yang berkunjung ke Spanyol. 

Di samping melihat Spanyol, ada baiknya kita juga menengok pengalaman Malaysia. Negara tetangga sekaligus pesaing terdekat kita ini rupanya juga telah menerapkan konsep Tourism 4.0 yang diluncurkan awal tahun lalu. Inisiatif ini dinamai Smart Tourism 4.0 yang menggandeng raksasa digital Cina Tencent Holding sebagai partner teknologi. Inisiatif ini merupakan milestone pertama dari roadmap sektor pariwisata Malaysia selama 10 tahun ke depan. Di sini Tencent akan membantu Malaysia membangun ekosistem digital di berbagai destinasi wisatanya untuk menarik turis inbound dari Cina. 

Inisiatif ini diarahkan untuk menarik segmen millennial travellers yang tumbuh pesat dan nilai devisanya amat besar. Kita tahu millennial travellers adalah segmen yang tech-savvy sehingga pas jika diberi sentuhan teknologi 4.0. Malaysia berambisi akan menarik wisman hingga empat kali lipat dari sekitar $25 miliar saat ini menjadi $110 miliar di tahun 2030. 

Bagaimana dengan Indonesia? 

Saya melihat urgensi Tourism 4.0 di Indonesia dari perspektif konsumen yaitu kenyataan perilaku konsumen yang sudah sangat digital dan semakin dominannya millennial travellers dalam komposisi wisman kita. Sekitar 70% travellers itu search dan share-nya sudah melalui digital. Lebih dari 50% inbound travellers kita adalah milenial yang digital savvy. Mereka adalah segmen yang penting karena tak hanya ukuran pasarnya besar dan terus bertumbuh tapi juga influencing power-nya luar biasa (“Big and Loud”). 

Karena itu agar menjadi lebih riil, yang saya maksud dengan Tourism 4.0 adalah pariwisata untuk milenial (millennial tourism) yang memang seluruh aspeknya hidupnya sudah tergantung pada digital. Intinya, milenial menuntut adanya digital experience dari setiap titik di dalam consumer journey mereka. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya