Kisah Nila Tanzil, Traveler Tangguh di Balik Taman Bacaan Pelangi

Kisah Nila Tanzil, Traveler Tangguh di Balik Taman Bacaan Pelangi - GenPI.co
Nila Tanzil (Foto instagram)

Melalui potensi dan hobi, setiap orang bisa berkontribusi terhadap lingkungan sekitar. Tak muluk-muluk, hal itu bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana. Misalnya dengan mendirikan perpustakaan bacaan anak-anak di daerah pelosok. Mimpi mulia tersebut berhasil diwujudkan oleh seorang aktivis sekaligus traveler, Nila Tanzil.

Perempuan 42 tahun tersebut menuturkan impiannya dimulai dari sebuah hobi traveling yang ia lakoni sejak 9 tahun lalu. Kala itu ia sempat menetap dan bekerja di kawasan Labuan Bajo, Flores Nusa Tenggara Timur. Ia melihat sebuah perkampungan kecil yang hampir tidak memiliki sebuah perpustakaan di sekolahan. Akses terhadap buku bacaan pun sangat minim, bahkan tergolong tidak ada sama sekali.

“Di situ mataku terbuka wah akses buku tuh benar-benar tidak ada di sekolah-sekolah. Kebayang anak-anak tinggal di kampung itu gak pernah ngerasain the joy of reading so I thought maybe I get do something. Jadi akhirnya aku berfikir kayanya aku bisa bikin taman bacaan sehingga anak-anak itu bisa merasakan betapa nikmatnya membaca buku cerita,” papar Nila saat berbincang dengan GenPI.co, di kawasan Bendungan Hilir Jakarta belum lama ini.

Baca juga: Wow, Traveler Perempuan ini Menjelajah Hingga ke Afrika Via Jalur Darat

Ibu satu anak berdarah Jawa-Sunda itu lantas mulai tergerak mendirikan sebuah perputakaan mini yang dinamai ‘Taman Bacaan Pelangi’ (TBP).  Berdiri pertama kali pada November 2009 di Flores, TBP pun mendapat animo yang luar biasa dari anak-anak setempat. 

"Anak-anak disana senang sekali. Begitu hari pertama dibuka, semua anak dateng dan pas ngeliat buku-buku yang ada di rak buku, mereka sangat antusias untuk membacar," ujar wanita lulusan Master of Arts in European Communication Studies, Universiteit van Amsterdam, Belanda ini.

Kisah Nila Tanzil, Traveler Tangguh di Balik Taman Bacaan Pelangi

Buku-buku yang terdapat di perpustakaan ini sebagian besar merupakan buku cerita anak. Kurang lebih ada 1.250-3.000 buku cerita di masing-masing perpustakaan. Seiring berjalannya waktu, kini TBP sudah tersebar lebih dari 100 titik di 15 pulau di Indonesia Timur, antara lain Flores (Pulau Rinca, Pulau Messah, Pulau Komodo, dan pulau-pulau kecil sekitarnya), Sulawesi, Lombok, Sumbawa, Timor, Alor, Banda Neira (Kepulauan Banda, Maluku), Bacan (Halmahera Selatan), dan Papua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya