Puasa 19 Jam di Jerman, Gue Kangen Ngabuburit Cari Kolak

Puasa 19 Jam di Jerman, Gue Kangen Ngabuburit Cari Kolak - GenPI.co
Rangga, mahasiswa Indonesia di Jerman. Foto: Dokumentasi pribadi Rangga

Gue jujur kangen suasana Ramadan di Indonesia karena suasananya berasa banget.

Sebelum berbuka puasa, gue sering pergi ke luar cuma untuk nyari takjil. Nah, gue nggak bisa merasakannya di sini.

Apalagi kalau di sini, gue kerap menemukan orang yang nggak puasa dan makan sesuka hati mereka.

Meski banyak yang mikir puasa 19 jam itu berat, gue rasa itu hanya pandangan biasa. Sebab, dari yang gue jalankan itu nggak ada bedanya dari di Indonesia.

Hal itu gue rasakan karena memang kerap beraktivitas seperti biasa. Selain itu, gue pas Ramadan seperti sekarang tetap mengisi kesibukan.

Gue bahkan rutin main futsal sebelum berbuka, itu bisa menjadi aktivitas yang membantu gue menunggu adzan Maghrib.

BACA JUGA10 Tahun Menetap di Jepang, Aku Rindu Tarawih di Masjid

Setelah itu, gue juga masih sering masak sendiri untuk menu berbuka. Akan tetapi, karena gue masih mahasiswa, jadi hanya masak yang sederhana kayak ayam goreng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya