Kamu sempat terdiam sampai suara angin menyadarkanmu, lalu menerima cintaku.
Bertahun-tahun setelahnya, aku dan kamu masih suka teringat dengan kejadian itu.
Kadang kamu sampai tertawa dan aku pun menertawainya.
BACA JUGA: Anaknya Bapak Kos: Enak? Mau Lagi?
Katamu, caraku menyatakan cinta sudah mirip dengan orang yang mau menikah.
Padahal, kami saat itu masih kelas satu SMA.
Akan tetapi, takdir tidak ada yang pernah tahu. Jodoh adalah rahasia Tuhan.
Sejak sepuluh tahun lalu pertama kali kenal, hingga berpuluh-puluh tahun ke depan, aku dan kamu ternyata sekarang masih saling mengenal.
"Apa nanti aku dan kamu akan terus seperti ini?" kataku.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News