Aku Dijebak Janda di Desa KKN, Kehormatanku Direnggut

Aku Dijebak Janda di Desa KKN, Kehormatanku Direnggut - GenPI.co
Ilustrasi: Pixabay

"Jangan batang hidung deh mas, batang yang lain, eh, maksudnya kabarnya pun sama sekali enggak ada. Enggak tahu, deh, itu kemana. Nemu yang baru kali di sana," kata Ine.

Tampak tak ada kesedihan atau rasa penyesalan. Seolah, itu memang takdir Tuhan yang sudah bocor kepadanya sehingga tak ada rasa kaget sedikit pun.

Usut punya usut, kisah pedih ditinggal tanpa kabar itu juga terjadi pada warga desa lain.

Hal itu juga menjadi alasan mengapa desa ini penuh dengan wanita dan anak-anak. Mereka ditinggal pergi suami entah kemana dan tak ada kabar.

Kisah Ine membuatku merenung. KKN yang dari awal ku kira akan membosankan, ternyata menjadi perjalanan paling penuh pelajaran.

Aku dan Ine tanpa disadari menjadi dekat. Bercerita dan saling berbagi kisah menjadikan kami cepat akrab.

Anak perempuannya yang masih berusia tiga tahun itu pun mulai berani mengajak aku bermain. Bahkan, terkadang aku sampai dipanggil bapak.

"Waduh, panggil om saja, Dek," kataku sambil menggaruk kepala.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya