Begini Legenda Batu Satam, Ikon Tanjung Pandan-Belitung.

Begini Legenda Batu Satam, Ikon Tanjung Pandan-Belitung. - GenPI.co
Replika batu Satam di Simpang Lima Tanjung Pandan, Belitung.

Jika kamu berwisata ke Belitung khususnya di Tanjung Pandan,  kamu akan melihat batu besar berwarna hitam yang disokong lima pilar. Lokasinya simpang lima, Tanjung Pandan-Belitung. Batu besar itu adalah replika Batu Satam yang jadi legenda setempat. Batu ini akan Nampak cantik ketika malam hari, karena sekelilingnya di kelilingi oleh lampu-lampu.

Menurut sebuah sumber, Nama satam diambil dari bahasa Tionghoa, kata "Sa" yang artinya pasir dan “Tam” yang artinya empedu. Batu Satam sendiri ditemukan di antara batuan timah oleh penambang setempat pada tahun 1920-an.

Menurut sebagian masyarakat Belitung, batu ini konon adalah permukaan bumi yang terkena hantaman keras dari meteorit. Batu Satam memiliki bentuk yang tidak merata, warna nya hitam dan hanya ada di Belitung.

Denny, dari salah satu masyarakat Belitung, meyakini jika  batu ini ada yang hidup. “Batu Satam itu ada yang hidup, kalau hidup batu ini katanya bisa memutar sedikit demi sedikit,” ujarnya saat berbincang dengan GenPI.co beberapa waktu lalu.

Batu Satam juga dapat dijadikan hiasan untuk cincin atau liontin. Biasanya batu itu adalah salah satu buah tangan atau oleh-oleh yang dapat dibeli. “Karena batu ini termasuk langka, maka harganya pun cukup mahal.  Ada yang menjual mulai dari Rp800an ribu hingga jutaan,” tambahnya.

Tugu Batu Satam yang ada di Simpang Lima ini juga bisa dijadikan salah satu destinasi jika berkunjung ke Negeri Laskar Pelangi. Lokasinya yang tak terlalu banyak dilalui kendaraan dapat kamu jadikan tempat untuk berswafoto disini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya