GenPI.co 
Kali ini Genpi.co akan berbagi cerita mengenai kehidupan para pelaut ulung dari Suku Mandar di Sulawesi Barat. Mandar adalah salah satu suku besar di Sulawesi yang serumpun dengan suku tetangganya seperti Toraja, Bugis, dan Makassar. Namun berbeda dengan sepupu-sepupunya, suku Mandar belum terlalu populer, padahal mereka punya hal menarik dan terkenal.
Salah satunya adalah perahu Sandeq. Perahu kayu berukuran 8 sampai 16 meter dengan muatan 3 sampai 4 ton dan bercadik dua dengan layar terkembang lebar ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 40 kilometer per jam dan berlayar jauh sampai ke Australia, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.
Hal lain yang terkenal dari suku Mandar adalah kemampuan navigasi tradisional nelayan Mandar yang disebut dengan Paissangan asumombalang, ilmu navigasi tradisional ini mampu membuat nelayan Mandar mengenali bintang-bintang di langit untuk menandai arah, lokasi, dan waktu.
Menurut peninggalan purba di Kalumpang, Tana Lotong, Sulawesi Barat telah dihuni setidaknya sejak 4 tahun, namun menurut keyakinan warga Mandar, mereka adalah keturunan dewa-dewa yang turun dari langit dan semua orang yang tinggal di tepi Sungai Mandar dari hulu di dataran tinggi sampai di hilir di dataran rendah tepi laut adalah bersaudara.
Traveler yang ingin kenal lebih dekat kebudayaan Mandar bisa menghadiri Sandeq Race Festival yang merupakan event pariwisata Sulawesi Barat yang masuk dalam 100 acara pariwisata unggulan Kemenpar pada tanggal 11 Agustus 2019 nanti, namun jika itu terlalu lama, maka Festival Sungai Mandar pada tanggal 20 maret nanti bisa menjadi pilihan yang menarik.
Hmm, pasti jadi ingat dengan potongan lagu ‘nenek moyangku orang pelaut’.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
