GenPI.co - Pengamat politik Philipus Ngorang memberikan pendapatnya terkait laporan keuangan PT Garuda Indonesia selama 2020 melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam laporan tersebut, disebutkan pendapatan usaha Garuda Indonesia turun jauh dari 2019 yang sebesar USD 4,57 miliar menjadi USD 1,49 miliar.
Penghematan pun dilakukan dengan mengurangi gaji komisaris perseroan dari USD 944.191 menjadi USD 745.030.
BACA JUGA: Akademisi Desak Jokowi Turun Tangan Urus Garuda Indonesia
Namun, gaji direksi PT Garuda Indonesia pada 2020 sebesar USD 2.156.205, naik dari 2019 yang senilai USD 2.141.176.
Ngorang menilai bahwa laporan itu mengungkapkan kondisi sistem penggajian para pejabat negara yang sangat memboroskan anggaran negara.
BACA JUGA: Gebrakan Top, Persiraja Kedatangan Pemain Jebolan Garuda Select
“Tak hanya BUMN, pejabat di DPR itu tunjangannya besar sekali,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (20/7).
Menurut Ngorang, uang negara bisa habis hanya untuk membayar gaji para pejabat pemerintahan.
BACA JUGA: Pengamat Bongkar yang Bikin Maskapai Garuda nyaris Bangkrut
Sayangnya, anggaran untuk penggajian itu bisa jadi tak sampai ke karyawan berjabatan rendah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News