
GenPI.co - Pemerintah terus berupaya meningkatkan digitalisasi dan inklusi keuangan di pedesaan untuk meningkatkan nilai ekonomi digital.
Menurut hasil studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia 2022 telah mencapai USD 77 miliar pada 2022.
Angka itu tumbuh 22 persen secara year on year (yoy) dan diprediksi akan meningkat hampir dua kali lipat hingga USD 130 miliar pada 2025.
BACA JUGA: PEFINDO Gelar The 4th ACRN Conference di Jakarta untuk Inovasi Layanan Jasa Keuangan
Meskipun demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyadari ada banyak kendala meningkatkan digitalisasi dan inklusi keuangan di pedesaan.
“Di antaranya ialah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini,” ungkap Airlangga yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
BACA JUGA: Platform Jack Dirancang untuk Berdayakan Bisnis dalam Proses Manajemen Keuangan
Airlangga pun mengapresiasi penelitian yang telah dilakukan DFS Lab dan RISE Indonesia dengan dukungan Bill and Melinda Gates Foundation.
Studi yang melibatkan multipihak tersebut akan mengeksplorasi dan mendokumentasikan kondisi ekonomi platform di daerah peri-urban dan pedesaan Indonesia saat ini.
BACA JUGA: Menpora Dito Ariotedjo Beri Pesan Penting Terkait Mengatur Keuangan
Fokusnya ialah pada mata pencaharian yang didukung secara digital dan inklusi keuangan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News