Bubu, Identitas dan Kebanggaan Etnis Dayak Tahol

Bubu, Identitas dan Kebanggaan Etnis Dayak Tahol - GenPI.co
Bubu menjadi persembahan etnis dayak tahol dalam Festival Budaya Irau Malinau yang digelar, Jumat(26/10)

Warisan terbaik berupa bubu diberikan Dayak Tahol di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Kearifan lokal ini menjadi jembatan terbaik konservasi dengan eksplorasi alam.

Setiap daerah memiliki bubu. Fungsinya sebagai alat penangkap ikan tradisional. Bentuk, ukuran, dan rupanya sangat beragam, demikian juga dengan etnis Dayak Tahol. Mereka bahkan menempatkan bubu sebagai simbol budaya.

Wakil Ketua Adat Lembaga Dayak Tahol Malinau Utara Polimon Pundas mengatakan, bubu menjadi alat penangkap ikan ramah lingkungan. 

“ Bubu ini menjadi simbol masyarakat Dayak Tahol. Kami menggunakan bubu untuk menangkap ikan. Sebab, alat ini ramah lingungan,” ungkapnya Polimon, Sabtu (27/10).

Tidak berlebihan bila mereka menempatkan bubu sebagai properti penting. Etnis Dayak Tahol memang mengekplorasi potensi kekayaan air, khususnya sungai. Mengacu demografi, mereka terbiasa hidup di dalam lingkungan sungai. Situs besarnya di Malinau terpusat pada wilayah Sungai Semenduruk juga Sungai Ribang. Keduanya berada di wilayah hukum Pemkab Malinau.

" Kami memanfaatkan sungai dengan mengambil ikannya. Namun, pengambilan ikan dilakukan secara tradisional menggunakan bubu. Dengan memakai bubu, kami telah ikut melestarikan alam dan ikannya saat ini masih banyak. Kami telah ikut menjaga keseimbangan alam,” terangnya lagi.

Baca Juga : Bubu Terbesar Capai Rekor Muri di Festival Irau Malinau 2018

Status bubu sebagai identitas serta langkah strategis dilakukan masyarakat etnis Dayak Tahol dengan memanfaatkan panggung Festival Budaya Irau Malinau (FBIM) 2018, Kalimantan Utara, catatan rekor MURI untuk bubu terbesar pun diciptakan, Jumat (26/10). Mereka berhasil menciptakan bubu superlatif dengan ukuran super jumbo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya