Tegaskan Warna Klasik Nusantara, Kemenpar Ubah ITTF 2019 Menjadi Galeri Batik

Tegaskan Warna Klasik Nusantara, Kemenpar Ubah ITTF 2019 Menjadi Galeri Batik - GenPI.co

MANILA – Indonesia Trade & Tourism Festival (ITTF) 2019 menjadi galeri besar batik. Semua hal yang berbau batik selalu menjadi pusat perhatian. Entah itu workshop batik atau etalase stand penjualannya. Respon ini pun jadi penegas bila batik Indonesia terus mendunia.

ITTF 2019 digelar masif pada 8-9 Maret 2019. Lokasinya ada di Glorietta 2 Activity Center, Palm Drive, Metro Makati, Manila, Filipina. Digelar selama 2 hari, ITTF 2019 full membagikan inspirasi terkait batik Indonesia. Pameran ini membuka workshop batik dengan peserta multibangsa. Selain warga lokal Filipina, kelas membatik ini diminati para ekspatriat. Tidak memandang usia, anak-anak pun ikut serta.

“Kami sampaikan segala hal yang menyangkut batik. Selain teknik membatik, ada juga historinya. Batik Indonesia ini unik. Sebab, ada unsur religi yang kuat dalam setiap karya batik. Untuk membuat sebuah motif batik, dahulu melalui proses meditasi. Batik juga hanya berlaku di kalangan bangsawan,” ungkap Mentor Workshop Batik dan Owner Enggar Collection Ngesti Inggarnasih, Sabtu (9/3).

Membagikan inspirasinya, ITTF 2019 mengenalkan batik dalam 3 metode pembuatannya. Ada batik tulis, batik cap, dan batik printing. Namun, metode printing ini dianggap bukanlah batik. Printing merupakan tekstil yang diberi motif batik. Adapun batik yang sebenarnya harus melewati fase pewarnaan. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, workshop batik bagus bagi publik.

“Workshop batik bagus untuk mengedukasi publik, khususnya di Filipina. Bila publik mengerti posisi batik, maka dengan sendirinya akan menyukainya. Dengan begitu, penetrasi batik di mancanegara akan semakin kuat. Hal ini bagus bagi industri di tanah air,” kata Rizki.

Memiliki history besar, Indonesia memiliki banyak karya batik terbaik. Ada motif Parang yang selalu memberikan semangat bagi para pemakainya. Batik juga mengenalkan motif Kawung yang jadi simbol kebijaksanaan. Motif gringsing melambangkan keindahan. Keunikan lain ditawarkan Truntum sebagai persebahan bagi orang tua calon mempelai wanita. Motif ini menggambarkan tuntunan.

Karakter terbaik juga dimiliki Sidomukti. Motif ini sebagai harapan kewibawaan yang membawa kepada kebahagiaan. Daftar batik dengan awalan ‘Sida’ pun semakin panjang. Ada motif Sidaluhur yang punya arti tercapaian cita dan harapan pemakainya. Untuk motif Sidomulyo menjadi lambang kemuliaan hidup seseorang. Batik klasik juga mengenal motif Cuwiri, Kawung, hingga Grompol.

“Batik menjadi bernilai karena nilai filosofi yang ingin disampaikan. Melalui ITTF 2019 ini, pesan kebaikan dari Indonesia telah tersampaikan dengan baik. Para peserta workshop batik pasti akan mengabarkannya di lingkungan sekelilingnya bahkan dunia,” jelas Kiki-sapaan Rizki Handayani.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya