Festival Cross Border Entikong 2018 Akan Rilis Agustus

Festival Cross Border Entikong 2018 Akan Rilis Agustus - GenPI.co
PLBN Entikong, salah satu pintu masuk wisman ke Sanggau, Kalimantan Barat.

Wilayah perbatasan bukan lagi anak tiri. Bahkan gelaran berskala internasional sudah digelar di tempat-tempat yang menjadi serambi Indonesia itu. Festival Cross Border Entikong, salah satunya, akan menjadi daya tarik bagi wisatawan di bulan Agustus mendatang. 

Disinergikan dengan perayaan HUT RI ke-73, Festival Cross Border Entikong yang menjadi event rutin sejak 2016 silam akan digelar di Lapangan Patoka, Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat. Kelompok besar event yang disiapkan diantaranya hiburan, pameran, hingga aneka jenis lomba. Targetnya, 25.000 wisatawan akan berkumpul di Entikong untuk menyaksikan gelaran ini 

Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana mengungkapkan, Festival Cross Border Entikong 2018 memiliki posisi vital untuk menarik kunjungan wisman. Ada beragam event yang disiapkan, diantaranya adalah live music hingga parade seni budaya. Ada juga lomba permainan tradisional, lomba memasak, hingga mengunjungi tempat bersejarah. “Secara konsep semua sudah siap. Tapi, beragam pembahasan terkait teknis event masih terus dilakukan. Festival tahun ini harus meninggalkan kesan sehingga wisman selalu menunggu. Apalagi, wilayah Sanggau kaya akan potensi destinasi wisata,” ujar Pitana.

Digelar di Entikong, wisatawan juga memiliki banyak opsi berkunjung ke destinasi wisata lainnya. Sebab, Sanggau juga memiliki wisata alam Pancur Aji, Air Terjun Saka Dua, Riam Odong, hingga Riang Enghasal. Ada juga Riam Macam, Air Lotup Jangkang, Danau Laet, Kampung Santana, hingga Goa Thang Raya. “Semua destinasi di sana eksotis. Semua itu semakin berwarna dengan kekayaan budaya yang dimiliki,” tutur Pitana lagi.

Untuk wisata budaya pun sangat unik. Sebab, mewakili beragam suku yang menjadi pilah masyarakat. Terdapat Festival Gawai Dayak sebagai representasi kultur Dayak. Budaya Melayu tercermin dari Festival Paradje, lalu Tionghoa diwakili Cap Go Meh. Festival Malam 1 Syuro pun identik bagi Jawa. Selain itu ada juga Festival Mandi Bedel Keraton Tayan dan Festival Tiang Sandong.

“Keragaman di wilayah tersebut sangat tinggi. Kondisi ini tentu menjadi daya tarik lain terutama bagi para wismannya. Yang jelas Festival Cross Border Entikong tahun ini akan dikemas lebih segar. Ada bayak pembaruan konsepnya di sana. Apalagi, disekitar pintu masuk perbatasan banyak terdapat kantung-kantung potensi wisman,” terang Pitana lagi.

“Potensi ekonomi yang diberikan Festival Cross Border Entikong ini sangat menjanjikan. Yang merasakan langsung dari mafaatnya tentu masyarakat. Kami akan terus dorong agar penyelenggaraan kali ini lebih sukses. Sinergi ke daerah nanti akan diintesifkan lagi. Kami optimistis kalau festival tahun ini akan sukses besar,” jelasnya lagi.

Target besar dimiliki Cross Border Entikong tahun ini. Sebab, mereka harus melakukan reborn dari jumlah kunjungan wisman yang terus menurun. Tahun 2018, Cross Border Entikong dibebani target sama 25.000 wisman. Pada tahun lalu, realisasi di bawah target karena perbatasan hanya dilewati 19.199 wisman. Jumlah tersebut turun tajam dari 2016 yang mencapai 31.293 kunjungan wisman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya