Dinas Pariwisata Wonosobo Ajak Pegiat Wisata Kembangkan Ekowisata Via Pelatihan

Dinas Pariwisata Wonosobo Ajak Pegiat Wisata Kembangkan Ekowisata Via Pelatihan - GenPI.co
Kegiatan Pelatihan Pengembangan Ekowisata dan Agrowisata untuk para pegiat pariwisata Wonosobo.

Wonosobo punya produk khas lokal seperti purwaceng dan carica. Potensi tersebut bisa dikembangkan di berbagai aspek agrowisata dan ekowisata. Permasalahannya adalah dibutuhkannya kemampuan. Mulai dari menyeimbangkan pemeliharaan lingkungan hingga  pengembangan dayatarik wisata, hingga pengembangan ekonomi pariwisata serta pemeliharaan kearifan lokal.

Berlatarbelakang isu tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Wonosobo mengadakan Pelatihan Pengembangan Ekowisata dan Agrowisata untuk para pegiat pariwisata. Diselenggarakan di desa Reco, Kertek, Wonosobo, 18-20 Februari, kegiatan tersebut diikuti di berbagai Komunitas/Desa di Kabupaten itu.

Menurut Edi Santoso, Kabid Destinasi Pariwisata Disparbud Wonosobo, kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahua peserta. Mereka dibekali dengan untuk mengidentikasi daya tarik ekowisata dan mengembangkan kekhasan ekowisata di lingkungannya.  

“Penyajian materi dilaksanakan dari pagi hingga sore tiap harinya selama 3 hari kerja. Tiap hari ada praktek dan pendampingan pengerjaan tugas kelompok, dan peserta live in di rumah penduduk”, jelas Edi.

Edi menambahkan, pelatihan kali ini sebagai awal membuka wawasan dan pemahaman peserta , sebagai relawan ecopark di komunitas dan desanya. Harapannya, setelah pelatihan segera diadakan identifikasi dan maping potensi yg akan diciptakan menjadi destinasi produk eco wisata.

Ada kurang lebih 39 peserta dari 11 desa yang ikut menjadi peserta pelatihan. Mereka belajar bersama narasumber dan fasilitator dalam proses pelatihan dan pendampingan kerja. Narasumber yang diundang juga merupakan praktisi pengembangan masyarakat yang sudah berpengalaman dan kompeten.

Salah narasumber adalah Filipus Benito Lopulalan. Ia adalah seorang peneliti Community Development di Leiden University dan pernah mengelola majalah terkait wisata di Bali dan Lombok. Ia menyampaikan banyak hal terkait konsep-konsep teoritik, motivasi untuk mengelola suatu konsep wisata, hingga empowerment apa saja yang ada di lingkungan.

“Kami juga sedang memikirkan kemungkinan mengajar lebih lanjut mengenai pembuatan video promosi sederhana menggunakan smartphone,” ungkap Benito.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya