Liputan Khusus

Pilih Naik Ojol dan Ogah Jalan Meski Cuma 10 Menit, Ini Alasannya

Pilih Naik Ojol dan Ogah Jalan Meski Cuma 10 Menit, Ini Alasannya - GenPI.co
Leja (foto: Linda)

Karena itu, ia rela mengeluarkan ongkos naik ojol Rp10.000 untuk perjalanan hanya 5 menit, demikian pula saat pulang kantor.

“Ada benarnya kalau dibilang ‘manja’, karena biasa ada di zona nyaman,” katanya lagi.

Soal menghemat waktu juga dikemukakan Joena yang tinggal di Jakarta Timur. Ia  lebih memilih menggunakan ojol daripada berjalan kaki untuk mencapai halte Transjakarta dari rumahnya.

Hal itu dilakukannya karena trotoar yang tidak nyaman, membuatnya berkeringat lebih banyak.

Satu hal yang sama persis antara Joena dan Leja adalah keduanya melupakan pilihan berjalan kaki, karena tergiur tawaran ongkos ojol yang murah.

Warga lainnya, yaitu Feli berangkat kerja juga menggunakan motor, tapi yang rutin mengantarnya ini bukanlah ojek melainkan kekasih hati. Karena itu Feli jarang berjalan kaki atau menumpang transportasi massal seperti KRL dan MRT.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono tidak menganggap ojek atau ojol sebagai ancaman bagi moda transportasi di Jabodetabek.

Sebaliknya, dia menganggap ojek sebagai pihak yang bisa dirangkul dan diajak bekerjasama untuk melayani warga Jakarta, walau dalam 10 tahun ke depannya perannya akan semakin berkurang seiring dengan membaiknya layanan angkutan massal dan trotoar di Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya